Pertanian Maju: Kunci Kemakmuran Petani dan Swasembada Pangan Indonesia
Pengembangan pertanian modern dan kesejahteraan petani merupakan kunci untuk mencapai swasembada pangan dan kemakmuran ekonomi Indonesia, memerlukan strategi komprehensif dan antisipasi terhadap perubahan iklim.

Jakarta, 15 Februari 2024 (ANTARA) - Kemakmuran petani dan swasembada pangan Indonesia sangat bergantung pada kemajuan sektor pertanian. Bukan hanya peningkatan produksi, tetapi juga kesejahteraan petani yang harus menjadi fokus utama. Pembangunan pertanian yang berkelanjutan membutuhkan pendekatan komprehensif, memadukan teknologi modern dengan pemberdayaan petani.
Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Pertanian
Meningkatkan produktivitas pertanian membutuhkan strategi terpadu. Penerapan teknologi pertanian modern, penggunaan benih unggul, dan optimalisasi pengelolaan lahan serta air merupakan langkah krusial. Penguatan infrastruktur, seperti perbaikan sistem irigasi dan jalan usaha tani, juga tak kalah penting untuk menunjang efisiensi distribusi hasil panen. Selain itu, pengembangan pasar dan rantai pasok yang kuat akan menjamin harga yang stabil dan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar domestik maupun global.
Pemberdayaan Petani: Menuju Kemandirian Ekonomi
Pembangunan petani tidak hanya berfokus pada peningkatan pendapatan, tetapi juga pada kemandirian dan daya saing. Peningkatan kapasitas petani melalui edukasi teknologi pertanian, manajemen keuangan, dan strategi pemasaran sangat penting. Akses terhadap modal dan kredit yang mudah juga akan mendorong pengembangan usaha pertanian. Penguatan kelembagaan petani, seperti koperasi dan asosiasi, akan meningkatkan daya tawar mereka dalam rantai pasok. Diversifikasi usaha pertanian juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas saja. Terakhir, adaptasi terhadap perubahan iklim melalui metode pertanian berkelanjutan sangat krusial untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Swasembada Pangan: Tantangan dan Solusi
Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan komitmennya terhadap swasembada pangan. Namun, realitasnya, Indonesia masih mengimpor komoditas pangan strategis dalam jumlah besar. Rencana penghentian impor beras pada 2025 menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan Indonesia. Ketergantungan pada kondisi cuaca, dampak El Niño dan La Niña, serta perlunya penguatan produksi dalam negeri dan jaminan pasokan yang berkelanjutan harus menjadi perhatian serius. Cadangan pangan nasional juga perlu ditingkatkan untuk menghadapi kondisi darurat. Strategi transisi yang jelas, termasuk modernisasi pertanian dan optimalisasi lahan tidur, sangat dibutuhkan untuk mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan.
Kesimpulan: Menuju Pertanian yang Maju dan Berkelanjutan
Pengembangan pertanian maju merupakan kunci kemakmuran petani dan tercapainya swasembada pangan di Indonesia. Strategi yang komprehensif, memadukan teknologi modern, pemberdayaan petani, dan antisipasi terhadap perubahan iklim, sangat penting. Dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis data, swasembada pangan bukan hanya sekadar slogan, tetapi dapat menjadi kenyataan yang berkelanjutan. Semoga dalam beberapa bulan ke depan, kondisi iklim mendukung peningkatan produksi pertanian dan tercapainya target pemerintah.
*) Entang Sastraatmadja adalah Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat