Indonesia Akan Bangun Replika Balla Lompoa di Afrika Selatan: Simbol Diplomasi Budaya dan Kerinduan Diaspora
Pemerintah Indonesia berencana membangun replika Balla Lompoa di Cape Town, Afrika Selatan, sebagai upaya diplomasi budaya dan pengobat rindu diaspora Gowa. Kapan proyek ini dimulai?

Pemerintah Indonesia merencanakan pembangunan replika Balla Lompoa, sebuah rumah adat yang dulunya berfungsi sebagai istana atau kediaman bangsawan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Replika megah ini akan didirikan di Cape Town, Afrika Selatan, sebagai bagian integral dari strategi diplomasi budaya Indonesia di kancah global. Untuk mematangkan agenda penting ini, Kementerian Kebudayaan telah mengadakan pertemuan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gowa di Balla Lompoa pada hari Senin lalu.
Inisiatif pembangunan replika ini bertujuan utama untuk memperkuat kehadiran budaya Indonesia di mancanegara. Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Budaya Kementerian Kebudayaan, Endah Renoastuti, menekankan urgensi pelaksanaan proyek replikasi pada tahun 2025 atau 2026. Kerangka waktu tersebut dianggap memiliki nilai strategis yang tinggi, terutama karena Afrika Selatan saat ini memegang presidensi G20.
Lebih lanjut, tahun berikutnya akan menandai peringatan 400 tahun kelahiran Syekh Yusuf, seorang ulama Islam terkemuka dari Gowa yang memiliki pengaruh besar di negara Afrika tersebut. Momentum ganda ini dinilai sangat tepat untuk menampilkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya warisan Gowa, kepada anggota diaspora Indonesia serta masyarakat luas di Afrika Selatan. Proyek ini diharapkan menjadi jembatan penghubung budaya yang kuat antara kedua bangsa.
Misi Diplomasi Budaya dan Jaringan Internasional
Kementerian Kebudayaan menegaskan kesiapannya untuk mengambil setiap langkah yang diperlukan dalam mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri. Ini termasuk menjalin kolaborasi erat dengan sektor swasta, yang diharapkan dapat memberikan dukungan signifikan dalam merealisasikan berbagai inisiatif kebudayaan. Keterlibatan berbagai pihak menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memperluas jangkauan dan pengaruh budaya nasional secara global.
Renoastuti juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk Badan Warisan Indonesia (Indonesian Heritage Agency). Lembaga baru ini memiliki tugas krusial dalam mengawasi dan mengelola museum serta situs-situs warisan budaya di Indonesia. Kerja sama yang sinergis dengan pelaku bisnis dan aktivis budaya menjadi pilar utama bagi keberhasilan operasional lembaga ini dalam melestarikan dan mempromosikan warisan bangsa.
Pembangunan replika Balla Lompoa di Cape Town diproyeksikan menjadi salah satu proyek percontohan yang signifikan. Inisiatif ini akan menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat dioptimalkan sebagai instrumen diplomasi yang sangat efektif. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat membuka pintu bagi peluang kerja sama budaya yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan, mempererat hubungan antarnegara melalui jalur kebudayaan.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Makna Simbolis
Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, menyatakan apresiasi mendalam atas perhatian pemerintah pusat dalam memamerkan budaya Gowa kepada komunitas internasional. Kehadiran perwakilan pemerintah pusat dalam pertemuan tersebut menjadi bukti nyata komitmen terhadap pelestarian dan promosi warisan daerah. Dukungan penuh dari pemerintah daerah Gowa menjadi fondasi penting bagi kelancaran dan kesuksesan proyek ambisius ini.
Talenrang menggarisbawahi bahwa replika Balla Lompoa yang akan dibangun di Cape Town bukan sekadar sebuah struktur fisik. Lebih dari itu, ia melihatnya sebagai simbol kuat dari kerinduan diaspora Gowa yang berada di Afrika Selatan terhadap tanah leluhur mereka. Makna emosional ini menambah dimensi penting pada proyek, menjadikannya jembatan nostalgia bagi mereka yang jauh dari kampung halaman.
Pemerintah Kabupaten Gowa telah menunjukkan komitmen finansial dengan mengalokasikan anggaran khusus untuk implementasi proyek replika ini. Meskipun menyadari potensi tantangan yang mungkin muncul, Husniah Talenrang menyatakan optimisme tinggi bahwa proyek ini akan segera terwujud. Ia berharap, jika pun penyelesaian penuh belum dapat dilakukan tahun ini, setidaknya peletakan batu pertama dapat segera dilaksanakan sebagai tanda dimulainya pembangunan.