Indonesia: Lumbung Pangan Dunia, Misi Kemanusiaan, dan Ketahanan Pangan Nasional
Presiden Prabowo Subianto tekankan target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia untuk misi kemanusiaan dan ketahanan pangan nasional, ditandai dengan penanaman padi serentak di 14 provinsi.

Presiden RI Prabowo Subianto, pada Rabu, memimpin kegiatan tanam padi serentak di 14 provinsi di Indonesia. Kegiatan di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya strategis memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Lebih jauh lagi, Presiden menegaskan visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, siap membantu negara lain dalam misi kemanusiaan.
Inisiatif ini menjawab pertanyaan apa (peningkatan produksi pangan), siapa (Presiden Prabowo Subianto dan jajaran pemerintah), di mana (14 provinsi di Indonesia, khususnya Ogan Ilir, Sumatera Selatan), kapan (Rabu, 23 April), mengapa (untuk ketahanan pangan dan misi kemanusiaan), dan bagaimana (melalui penanaman padi serentak).
Presiden Prabowo menyampaikan, "Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Sekarang saja kita sudah bisa bantu negara lain. Kita bantu tetangga-tetangga kita, saudara-saudara kita dari segi kemanusiaan. Kita bantu dan ini sesuatu yang membanggakan. Saya menjadi Presiden sebuah negara yang bukan minta-minta, tapi membantu saudara-saudara yang lain." Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai penyedia pangan bagi dunia, sekaligus menunjukkan kekuatan ekonomi dan kemandirian bangsa.
Menuju Lumbung Pangan Dunia: Swasembada dan Kemandirian Pangan
Presiden Prabowo menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai fondasi menuju lumbung pangan dunia. Ia meyakinkan rakyat Indonesia untuk tidak khawatir dengan fluktuasi harga saham, karena selama produksi pangan terjamin, ketahanan ekonomi nasional tetap kokoh. "Enggak usah takut saham naik atau turun... Selama kita bisa produksi pangan, negara kita aman, enggak usah khawatir. Negara kita kuat, negara kita kaya," tegas Presiden.
Presiden juga menekankan pentingnya pemerataan kekayaan negara. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah harus dinikmati seluruh rakyat, bukan hanya segelintir orang. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Apresiasi diberikan kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kepala daerah, kelompok tani, dan pemangku kepentingan lainnya atas kerja keras mereka dalam percepatan produksi pertanian. Presiden bahkan berkelakar, "Kalau di tentara saya mau naikin pangkat berapa kali? Menteri Pertanian kita memang hitam karena di lapangan terus. Kalau Menteri Pertanian tidak hitam, saya curiga," menunjukkan keakraban dan apresiasi atas dedikasi para pihak terkait.
Target Produksi dan Stok Pangan Nasional
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa penanaman padi serentak dilakukan di 160 kabupaten di seluruh Indonesia. Target luas tanam pada April 2025 mencapai 1,3 juta hektare, dengan estimasi produksi 7,5 juta ton gabah atau setara 3,5 hingga 4 juta ton beras.
Angka ini cukup signifikan mengingat kebutuhan beras Indonesia per bulan hanya 2,5 juta ton. Mentan juga menyampaikan bahwa serapan beras hingga April 2025 mencapai angka tertinggi dalam satu dekade terakhir, dengan stok beras mencapai 3 juta ton. Kondisi ini menunjukkan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produksi dan pengelolaan stok pangan.
Kegiatan tanam raya ini bukan hanya simbol peningkatan produksi pangan, tetapi juga semangat baru dalam pembangunan pertanian nasional. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah berkomitmen untuk menjadikan kedaulatan pangan sebagai prioritas utama dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri, kuat, dan berdaulat.
Dengan visi yang jelas dan langkah-langkah konkrit, Indonesia semakin dekat dengan tujuannya sebagai lumbung pangan dunia, siap berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan global dan membantu negara-negara lain yang membutuhkan.