Panen Raya di Sidrap: Petani Raup Untung hingga Rp49 Juta per Hektare
Presiden Prabowo Subianto ikuti panen raya padi serentak di 14 provinsi, termasuk Sidrap, Sulawesi Selatan, dengan hasil panen meningkat signifikan hingga 7,4 ton per hektare.

Presiden Prabowo Subianto memimpin panen raya padi serentak di 14 provinsi di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Kegiatan yang dilakukan secara virtual ini menandai peningkatan hasil panen yang signifikan di Sidrap, dengan hasil ubinan mencapai 7,4 ton per hektare, meningkat dari sebelumnya hanya 5 ton per hektare. Hal ini berdampak positif pada pendapatan petani Sidrap, yang kini bisa meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah per hektare.
Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, mengungkapkan rasa syukurnya atas peningkatan hasil panen ini. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan tersebut tak lepas dari modifikasi sistem irigasi dengan pompanisasi modern dan sumur bor dalam yang menggunakan listrik. "Berdasarkan juga hasil panen yang kami cek, ada 9 ton, ada yang 10 ton, ada 7 ton. Hari ini kondisinya 7,4 ton. Ini sawah tadah hujan, tapi kami di Sidrap memodifikasi dengan pompanisasi modern dengan sistem sumur bor dalam menggunakan listrik masuk sawah," ujarnya.
Dengan harga serapan gabah yang dibeli Perum Bulog mencapai Rp6.700/kg, petani di Sidrap yang memiliki dan menggarap sawah seluas satu hektare bisa mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp49 juta setelah dikurangi biaya produksi. Petani yang hanya menjadi penggarap pun masih mendapatkan upah sekitar Rp4,9 juta per hektare. Pemerintah Kabupaten Sidrap pun telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan tidak ada potongan harga yang merugikan petani.
Peningkatan Produksi Padi Nasional
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam laporannya menyampaikan bahwa harga gabah saat ini naik menjadi Rp6.500 per kilogram, membawa kebahagiaan bagi lebih dari 100 juta petani di Indonesia. Ia juga memuji kebijakan Presiden Prabowo dalam menyederhanakan distribusi pupuk bersubsidi, yang kini langsung dari Menteri Pertanian ke pabrik, lalu ke petani. "Sekarang dari Menteri Pertanian langsung ke pabrik, lalu ke petani. Tidak perlu lagi tanda tangan 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota/bupati," katanya.
Lebih lanjut, Amran melaporkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 52 persen pada Januari-Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Serapan gabah pun meningkat drastis, dari 35 ribu ton menjadi 800 ribu ton, atau meningkat 2000 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
Gudang Bulog saat ini telah menampung 2,4 juta ton beras, dan diperkirakan akan mencapai 3 juta ton pada akhir bulan ini. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam 10-20 tahun terakhir, menunjukkan ketahanan pangan nasional yang semakin kuat.
Dampak Positif bagi Petani Sidrap
Peningkatan hasil panen di Sidrap berdampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Petani yang sebelumnya hanya mendapatkan hasil panen 5 ton per hektare, kini bisa mendapatkan 7,4 ton, dengan pendapatan yang meningkat signifikan. Hal ini tentu akan meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Pemerintah Kabupaten Sidrap terus berupaya untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian, antara lain dengan melakukan inovasi teknologi irigasi dan memberikan pendampingan kepada petani. Kerjasama dengan Perum Bulog juga memastikan harga jual gabah yang stabil dan menguntungkan bagi petani.
Keberhasilan panen raya di Sidrap menjadi contoh sukses program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan dukungan teknologi, kebijakan yang tepat, dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan petani, diharapkan peningkatan hasil panen dapat terus berlanjut dan meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Panen raya serentak yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam memajukan sektor pertanian dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini diikuti secara virtual di 161 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, menunjukkan skala besar dan dampak positif program ini bagi petani di seluruh Tanah Air.