Revolusi Akses Pupuk: Produktivitas Padi Nasional Meningkat Signifikan
Menteri Pertanian menyatakan revolusi akses pupuk telah meningkatkan produktivitas padi nasional secara signifikan berkat kebijakan Presiden Prabowo Subianto, mengakibatkan peningkatan harga gabah dan kesejahteraan petani.

Presiden Prabowo Subianto memimpin panen raya padi serentak di 14 provinsi di Majalengka, Jawa Barat pada Senin, 8 April. Dalam acara tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan peningkatan signifikan produktivitas padi nasional. Peningkatan ini dikaitkan langsung dengan revolusi percepatan akses pupuk yang telah diterapkan pemerintah.
Sebelumnya, distribusi pupuk melibatkan proses yang rumit dan birokrasi yang panjang, melibatkan berbagai kementerian, gubernur, dan kepala daerah. Namun, berkat Instruksi Presiden (Inpres) yang dikeluarkan Presiden Prabowo, distribusi pupuk kini disederhanakan. Prosesnya kini langsung dari Kementerian Pertanian ke pabrik, lalu ke kelompok tani.
Mentan Amran Sulaiman menyatakan, "Dulu harus ditandatangani oleh 12 menteri, 38 gubernur, dan 500-an kepala daerah. Sekarang, berkat Inpres yang Bapak (Presiden Prabowo) tandatangani, distribusi pupuk bisa langsung dari Kementan ke pabrik, lalu ke kelompok tani. Ini adalah revolusi di sektor pertanian."
Revolusi Distribusi Pupuk dan Dampaknya
Perubahan sistem distribusi pupuk ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap produktivitas padi. Kemudahan akses pupuk memungkinkan petani untuk mengoptimalkan perawatan tanaman mereka, sehingga menghasilkan panen yang lebih melimpah. Hal ini juga berdampak pada peningkatan harga gabah, yang kini mencapai Rp6.500 per kilogram.
Mentan menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo atas dukungan penuh terhadap sektor pertanian. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi lintas sektor dan respons cepat dari pemerintah pusat hingga daerah. "Capaian saat ini adalah hasil sinergi lintas sektor dan respons cepat dari pemerintah pusat hingga daerah," ujarnya.
Lebih lanjut, Mentan juga menyebutkan bahwa program pompanisasi turut berkontribusi pada peningkatan produksi padi di Pulau Jawa hingga 2,8 juta ton, meskipun menghadapi tantangan El Nino. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi gabah nasional periode Januari hingga Maret 2025 telah mencapai 52 persen dari total target tahunan.
Target Produksi Padi Nasional
Pemerintah menargetkan produksi padi nasional mencapai 32 juta ton pada tahun 2025. Target ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk tercapai pada tahun 2027. Dengan adanya revolusi akses pupuk dan berbagai program pendukung lainnya, target tersebut diyakini dapat tercapai.
Peningkatan harga gabah juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani. Mentan menyampaikan bahwa sekitar 100 juta petani telah menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo atas kebijakan-kebijakan yang pro-petani, termasuk kebijakan penyederhanaan distribusi pupuk. "Ada 100 juta petani yang menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden. Mereka juga mengapresiasi kebijakan pupuk yang kini jauh lebih sederhana," tutur Mentan.
Secara keseluruhan, revolusi akses pupuk telah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan produktivitas padi nasional. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang berpihak kepada petani dan mendukung ketahanan pangan nasional.