Prabowo-Amran Sulaiman Tanam Padi Serentak: Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia?
Presiden Prabowo Subianto bersama Mentan Andi Amran Sulaiman pimpin tanam padi serentak di 14 provinsi, target produksi meningkat signifikan, Indonesia menuju swasembada pangan bahkan lumbung pangan dunia.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, memimpin penanaman padi serentak di 14 provinsi pada 23 April. Kegiatan ini berlokasi di Sumatera Selatan, melibatkan 160 kabupaten se-Indonesia, delapan gubernur, dan tiga wakil gubernur. Penanaman serentak ini menargetkan 1,3 juta hektare lahan dengan proyeksi hasil 7,5 juta ton gabah (setara 3,5-4 juta ton beras), jauh melampaui kebutuhan nasional bulanan (2,5 juta ton).
Mentan Andi Amran Sulaiman menyampaikan optimisme terkait peningkatan produksi beras di Sumatera Selatan, dari 2,9 juta ton pada tahun lalu menjadi 3,7 juta ton di tahun ini. Beliau juga menekankan bahwa serapan beras nasional hingga April mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir, dengan stok beras mencapai 3 juta ton, angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Pemerintah juga telah memperbaiki irigasi di 2 juta hektare lahan sawah untuk mendukung produktivitas petani.
Presiden Prabowo Subianto sendiri turut serta dalam penanaman padi menggunakan drone pertanian. Kunjungan kerja ini juga mencakup peninjauan pengembangan 105.000 hektare sawah di lahan rawa di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pamulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Lahan ini sebelumnya tidak produktif dan dikenal sebagai habitat buaya. Presiden bahkan mencoba langsung mengendalikan drone tersebut untuk pertama kalinya, mendemonstrasikan teknologi pertanian modern yang digunakan dalam program ini.
Teknologi Modern dan Peningkatan Produktivitas
Penggunaan drone dalam penanaman padi terbukti sangat efisien. Presiden Prabowo Subianto menyatakan, "Drone itu yang menebarkan benih. Ini ternyata bisa satu hari 25 hektare. Yang tadinya 1 hektare ke tenaga manusia dikerjakan selama 25 hari sekarang 25 hektare 1 hari dan ini nanti ada 100.000 hektar sawah yang produktif di sini." Program ini diproyeksikan meningkatkan produksi beras Sumatera Selatan dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton per tahun, atau kenaikan sebesar 25 persen.
Presiden juga menekankan pentingnya manajemen air dan perawatan lahan yang optimal untuk memastikan hasil panen maksimal. Keberhasilan program ini diharapkan tidak hanya mencapai swasembada pangan, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, mampu membantu negara lain seperti Malaysia.
"Kita sudah bisa membantu negara sahabat seperti Malaysia. Kita bukan negara yang minta-minta, kita negara yang membantu. Ini membanggakan. Negara kuat adalah negara yang mampu menjamin ketahanan pangannya sendiri," tegas Presiden Prabowo.
Pemerataan Kesejahteraan Petani
Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan petani sebagai produsen pangan utama. Beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh petani dan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam transformasi sektor pertanian. "Semuanya bahu-membahu dari semua daerah kita angkat kemampuan kita, kita angkat penerimaan janji yang didapat oleh para petani kita, para petani kita adalah kelompok produsen, kelompok yang menghasilkan pangan untuk seluruh bangsa Indonesia kalau pangan kita aman, negara aman," tambah Presiden.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga menyampaikan optimismenya terhadap kinerja sektor pertanian nasional. Beliau memuji kinerja Menteri Pertanian yang telah mendorong produksi dalam negeri menuju swasembada. "April ini stok beras kita 3 juta ton. Jika kondisi normal hingga 2026, kita tidak perlu impor beras lagi. Apalagi Mentan terus menggenjot penanaman dan membuka lahan baru, walaupun irigasi belum semuanya selesai. Jika irigasi tuntas dan tidak ada kemarau panjang, produksi akan melimpah," kata Zulhas.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2025 menunjukkan produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton, sementara kebutuhan beras sekitar 2,6 juta ton per bulan. "Artinya, Indonesia saat ini berada dalam kondisi surplus pangan yang signifikan," kata Zulhas.
Penanaman Serentak di 14 Provinsi
Kegiatan tanam serentak ini dilaksanakan secara hybrid di 14 provinsi, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Ribuan petani dan penyuluh lapangan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan dan jajaran Forkopimda.
Program ini menandai langkah signifikan Indonesia menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan, memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Suksesnya program ini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.