Indonesia-Yunani Bahas Kerja Sama Penempatan Pekerja Migran di Sektor Strategis
Kementerian P2MI dan KBRI Athena berdiskusi terkait peluang penempatan pekerja migran Indonesia di Yunani, khususnya di sektor strategis seperti kesehatan, perhotelan, dan pertanian.

Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) baru-baru ini melakukan diskusi daring dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Athena, Yunani. Pertemuan tersebut membahas peluang penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Yunani, terutama di sektor-sektor strategis yang tengah membutuhkan tenaga kerja.
Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani, mengungkapkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk membuka pasar kerja baru bagi PMI di Eropa, termasuk Yunani. Diskusi ini melibatkan Duta Besar RI untuk Yunani, Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan. Menurut keterangan resmi KP2MI, Yunani saat ini membutuhkan sekitar 250.000 pekerja di berbagai sektor, mulai dari kesehatan dan perhotelan hingga pertanian dan perkebunan musiman.
Tujuan utama diskusi ini adalah untuk memperoleh informasi dan masukan langsung dari KBRI Athena terkait peluang dan tantangan penempatan PMI di Yunani. KemenP2MI berharap dapat memperoleh insight yang berharga untuk merumuskan strategi penempatan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di Yunani.
Peluang dan Tantangan Penempatan PMI di Yunani
Dalam diskusi tersebut, KemenP2MI menawarkan beberapa skema penempatan yang dapat dijajaki, antara lain skema pemerintah dengan pemerintah (G to G), pemerintah dengan swasta (G to P), dan antar agensi. Kementerian juga berencana untuk bekerja sama dengan sekolah vokasi untuk menyediakan pekerja migran terampil (skilled) yang sesuai dengan kebutuhan sektor-sektor di Yunani.
Wakil Menteri Christina Aryani menekankan pentingnya menentukan sektor-sektor prioritas dan mempersiapkan kompetensi PMI agar sesuai dengan permintaan di Yunani. Beliau juga sedang melakukan pemetaan agensi besar di Yunani untuk dihubungkan dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
Sementara itu, Dubes Bebeb Djundjunan menyampaikan bahwa terdapat peluang besar bagi PMI di sektor pertanian dan perkebunan, terutama untuk pekerjaan musiman. Banyak PMI yang bekerja sebagai pemetik buah selama sembilan bulan. Namun, beliau juga menyoroti realita bahwa sebagian besar PMI di Yunani saat ini bekerja sebagai asisten rumah tangga dan penjaga orang tua, kebanyakan secara ilegal.
Selain sektor pertanian, peluang juga terbuka di sektor perhotelan dan perkapalan sebagai anak buah kapal (ABK). Dubes Bebeb Djundjunan menambahkan bahwa persepsi masyarakat Yunani terhadap PMI Indonesia cukup baik, sehingga mereka dibutuhkan di berbagai sektor, terutama di bidang hospitality dan pelayanan.
Strategi Ke Depan
KemenP2MI dan KBRI Athena sepakat untuk fokus pada beberapa sektor strategis. Kerja sama ini akan mencakup identifikasi kebutuhan pasar kerja di Yunani, pelatihan dan sertifikasi PMI, serta fasilitasi penempatan melalui skema yang tepat. Upaya ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi PMI di Yunani, sekaligus memenuhi kebutuhan tenaga kerja di negara tersebut.
Langkah selanjutnya adalah melakukan studi kelayakan lebih lanjut, menyusun kerangka kerja sama yang komprehensif, dan menjalin kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak terkait di Indonesia dan Yunani. Dengan demikian, penempatan PMI di Yunani dapat dilakukan secara terencana, terarah, dan sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan pekerja migran.
Secara keseluruhan, diskusi antara KemenP2MI dan KBRI Athena ini menandai langkah penting dalam upaya memperluas akses pasar kerja bagi PMI di Eropa. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua negara, baik dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga kerja maupun peningkatan kesejahteraan PMI.