Wamen P2MI Dorong Lulusan PEM Akamigas Go Internasional, Waspadai Jebakan Kontrak Kerja!
Wakil Menteri P2MI mendorong lulusan PEM Akamigas untuk berkarier di luar negeri, menekankan pentingnya kompetensi dan kewaspadaan terhadap isi kontrak kerja demi menghindari eksploitasi.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, dalam kuliah umum di Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas, Cepu, Jawa Tengah, Kamis (15/5), mendorong lulusan politeknik tersebut untuk bersaing di pasar kerja internasional. Beliau menyampaikan pentingnya kompetensi dan kewaspadaan terhadap jebakan kontrak kerja bagi para lulusan yang ingin bekerja di luar negeri. Pernyataan ini disampaikan sebagai respon atas tantangan yang dihadapi pekerja migran Indonesia selama ini, termasuk persepsi negatif di beberapa negara tujuan.
Wamen Christina mengungkapkan kekhawatirannya terkait pengalaman pekerja migran Indonesia di masa lalu, khususnya pekerja domestik yang seringkali merasa direndahkan. "Misalnya di Kuwait sebelum moratorium, diaspora kita mengeluh 'kami selalu direndahkan' (karena imej pekerja domestik). Jadi memang ada persepsi itu di luar negeri, karena di negara-negara tersebut, kita mengirimkan pekerja migran domestik," ujarnya. Namun, beliau optimistis bahwa dengan fokus pada pengiriman pekerja migran profesional dan terampil, imej tersebut dapat diubah.
KemenP2MI kini fokus mengirimkan pekerja migran yang memiliki keterampilan dan kompetensi berstandar internasional, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya pelindungan bagi pekerja migran Indonesia. Dengan menggunakan skema formal dari pemerintah, risiko eksploitasi dapat ditekan secara signifikan. Wamen Christina menekankan pentingnya kompetensi, "Kami selalu mengimbau, bekerja di luar negeri boleh, asalkan punya kompetensi," pesannya kepada para mahasiswa.
Membuka Peluang Kerja di Sektor Energi dan Mineral
Wamen Christina berharap lulusan PEM Akamigas dapat berkarier di luar negeri, terutama di sektor energi dan mineral yang membutuhkan tenaga kompeten. KemenP2MI berkomitmen mencarikan pasar kerja luar negeri yang sesuai dengan kualifikasi dan keterampilan pekerja Indonesia. Beliau juga mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa asing untuk memudahkan komunikasi dan pemahaman kontrak kerja.
Salah satu poin penting yang ditekankan adalah kewaspadaan terhadap isi kontrak kerja. "Banyak yang bekerja di luar negeri tanpa membaca kontrak. Bahkan ada yang belum pernah melihat isi kontraknya, hanya langsung tanda tangan. Mahasiswa PEM Akamigas harus membaca kontrak dengan teliti sebelum bekerja di luar negeri," tegas Christina Aryani. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya literasi dan pemahaman hukum bagi pekerja migran untuk melindungi diri dari potensi eksploitasi.
Penguasaan bahasa asing menjadi kunci utama dalam memahami isi kontrak dan berkomunikasi secara efektif dengan pemberi kerja di luar negeri. Kemampuan ini akan meningkatkan peluang sukses dan melindungi pekerja migran dari potensi penipuan atau perlakuan yang tidak adil. Oleh karena itu, penguasaan bahasa asing menjadi salah satu kriteria penting yang harus dimiliki oleh para pekerja migran Indonesia.
Pemerintah, melalui KemenP2MI dan BPSDM Kementerian ESDM, bersepakat membentuk migrant centre untuk menyediakan layanan informasi dan pelatihan bagi calon pekerja migran Indonesia. Hal ini merupakan langkah konkret untuk mendukung para pekerja migran agar lebih siap dan terlindungi dalam bekerja di luar negeri.
Migrant Centre: Solusi Terpadu untuk Pekerja Migran Indonesia
Migrant centre akan menyediakan layanan informasi tentang peluang kerja di luar negeri, akses pelatihan berbasis kompetensi, serta uji kompetensi dan sertifikasi dari lembaga sertifikasi terakreditasi. Keberadaan migrant centre diharapkan dapat menjadi solusi terpadu bagi para pekerja migran Indonesia, sehingga mereka dapat bekerja di luar negeri dengan lebih aman dan terlindungi.
Untuk tahap pertama, migrant centre akan dibentuk di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Banten, dan Sumatra Utara. Pemilihan provinsi ini didasarkan pada potensi dan jumlah pekerja migran yang ada di masing-masing provinsi tersebut. Dengan adanya migrant centre, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi pekerja migran Indonesia, sehingga mampu bersaing di pasar kerja internasional.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam melindungi dan memberdayakan pekerja migran Indonesia. Dengan adanya dukungan dan pelatihan yang memadai, diharapkan para pekerja migran Indonesia dapat meraih kesuksesan dan kesejahteraan di luar negeri, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.
Kesimpulannya, upaya pemerintah dalam mendorong lulusan PEM Akamigas untuk berkarier di luar negeri merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di sektor energi dan mineral. Namun, kesuksesan ini sangat bergantung pada kesiapan para lulusan, termasuk penguasaan kompetensi, bahasa asing, dan pemahaman yang mendalam terhadap isi kontrak kerja untuk menghindari eksploitasi.