Inovasi 'Brondol Sawit' di Pasaman Barat: Kolaborasi Perusahaan Sawit Atasi Kemiskinan Stunting dengan Dana Ratusan Juta Rupiah
Pemkab Pasaman Barat gencar lakukan Kolaborasi Pasaman Barat Atasi Kemiskinan Stunting dengan menggandeng perusahaan sawit melalui CSR. Dana ratusan juta digelontorkan, akankah target tercapai?

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, secara aktif menggandeng berbagai pihak dalam upaya serius mengatasi permasalahan kemiskinan dan stunting di wilayahnya. Kolaborasi strategis ini melibatkan peran serta perusahaan kelapa sawit melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemkab dalam mencapai target penurunan angka kemiskinan dan stunting.
Bupati Pasaman Barat, Yulianto, menegaskan bahwa penanggulangan isu krusial ini memerlukan keterlibatan semua elemen masyarakat. Pada momen peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, penyerahan dana CSR senilai total Rp304.950.000 dilakukan kepada Pemkab Pasaman Barat. Dana tersebut kemudian langsung disalurkan kepada 10 keluarga penerima manfaat yang membutuhkan.
Langkah ini merupakan bagian dari inovasi daerah bernama "Brondol Sawit" yang digagas oleh Bappelitbangda Pasaman Barat. Program ini bertujuan untuk berkolaborasi secara efektif dalam mengendalikan dan menolkan angka stunting melalui intervensi sensitif terpadu. Diharapkan, upaya ini dapat mempercepat pencapaian target daerah yang telah ditetapkan.
Peran Krusial Perusahaan Sawit dalam Penanggulangan Sosial
Beberapa perusahaan sawit terkemuka turut serta dalam inisiatif mulia ini dengan menyalurkan dana CSR mereka. PT BPP memberikan kontribusi sebesar Rp100.200.000, sementara Wilmar Group menyumbang Rp75.750.000. Selain itu, PT GSA, PT BSS, dan PT USM masing-masing menyerahkan dana sebesar Rp43.000.000.
Total dana yang terkumpul mencapai lebih dari tiga ratus juta rupiah, menunjukkan komitmen sektor swasta dalam penanggulangan kemiskinan dan stunting. Dana ini menjadi angin segar bagi upaya Pemkab Pasaman Barat. Kerjasama ini memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha untuk kesejahteraan masyarakat.
Penerima manfaat dari program CSR perusahaan sawit ini adalah keluarga yang terdata dalam Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang dikeluarkan oleh Kemenko PMK. Data tersebut telah melalui proses verifikasi dan validasi ketat oleh pemerintah kecamatan setempat. Hal ini memastikan bantuan tepat sasaran bagi keluarga miskin dan penderita stunting di Pasaman Barat.
Inovasi "Brondol Sawit" dan Target Ambisius Pasaman Barat
Pelaksana tugas Kepala Bappelitbang Pasaman Barat, Ikhwanri, menjelaskan bahwa pelibatan perusahaan sawit ini merupakan bagian dari inovasi daerah yang disebut "Brondol Sawit". Inovasi ini menekankan pentingnya berkolaborasi untuk mengendalikan dan menolkan angka stunting melalui intervensi sensitif terpadu. Program ini menjadi pilar utama dalam strategi pemerintah daerah.
Inovasi "Brondol Sawit" diharapkan mampu mempercepat pencapaian target daerah dalam penurunan kemiskinan dan stunting di Pasaman Barat. Angka kemiskinan ditargetkan turun menjadi 7 persen pada akhir 2024, atau sekitar 34.600 jiwa. Selanjutnya, pada tahun 2025, angka tersebut diharapkan dapat ditekan hingga 5,75 persen.
Untuk kemiskinan ekstrem, target pada akhir tahun 2024 adalah 0,70 persen, mencakup sekitar 3.410 jiwa. Ambisi besar Pemkab adalah mencapai 0 persen kemiskinan ekstrem pada akhir tahun 2025. Sementara itu, prevalensi stunting di Pasaman Barat ditargetkan turun signifikan dari 26,6 persen pada akhir 2024 menjadi 13,5 persen pada tahun 2025.
Sinergi Berkelanjutan untuk Kemajuan Daerah
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menyatakan optimisme tinggi bahwa target-target ambisius ini dapat tercapai. Kunci keberhasilan terletak pada kolaborasi yang solid dengan berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada perusahaan sawit, namun juga melibatkan sektor perbankan dan lembaga filantropi.
Berbagai elemen masyarakat turut digandeng, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), tokoh agama, dan tokoh adat. Bahkan, yayasan besar seperti Tanoto Foundation juga menjadi bagian dari sinergi ini. Keterlibatan beragam pihak ini menunjukkan pendekatan komprehensif Pemkab Pasaman Barat.
Sinergi berkelanjutan ini diharapkan menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pencapaian target penurunan kemiskinan dan stunting di Pasaman Barat. Dengan dukungan penuh dari berbagai stakeholder, upaya ini diharapkan membuahkan hasil nyata. Kolaborasi ini adalah wujud nyata komitmen daerah terhadap kesejahteraan warganya.