IYFAL Jepang: KBRI Optimis Kualitas Pertanian Indonesia Melonjak
Program IYFAL Batch ke-39 di Jepang diyakini KBRI Tokyo akan meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian Indonesia, khususnya dalam hal teknologi dan efisiensi produksi.

Jakarta, 22 Februari 2024 - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo menyatakan optimisme yang tinggi terhadap peningkatan kualitas dan daya saing produk pertanian Indonesia melalui Program Training Indonesian Young Farmer Leader (IYFAL) Batch ke-39. Program pelatihan selama 11 bulan di Jepang ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi sektor pertanian Indonesia.
Optimisme tersebut disampaikan langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, saat menerima kunjungan 17 peserta IYFAL Batch ke-39 di KBRI Tokyo pada Kamis (20/2). Dubes Heri menekankan pentingnya kesempatan ini bagi para petani muda Indonesia, seraya berharap ilmu yang diperoleh dapat segera diterapkan di daerah asal masing-masing. Beliau menyatakan, "Tidak semua petani memiliki kesempatan seperti ini. Oleh karena itu saya berharap ilmu yang teman-teman dapat selama mengikuti program ini dapat segera diterapkan di daerah asal."
Program IYFAL, yang telah berjalan sejak 1984, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani muda Indonesia melalui pelatihan dan magang di Jepang. Lebih dari 1.500 peserta telah mengikuti program ini dan tergabung dalam IKAMAJA (Ikatan Alumni Magang Jepang), menjadi bukti nyata kontribusi program ini bagi pengembangan pertanian Indonesia.
Teknologi Pertanian Jepang: Inspirasi bagi Petani Muda Indonesia
Dubes Heri mengingatkan peserta akan kemajuan teknologi pertanian Jepang yang sangat efisien dan sistem pertanian berkelanjutannya. Hal ini dapat menjadi referensi berharga bagi para petani muda Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani mereka. Beliau juga menyoroti potensi ekspor produk pertanian Indonesia ke Jepang, mengingat 63 persen kebutuhan pangan Jepang dipenuhi melalui impor.
Namun, Dubes Heri juga menekankan pentingnya memenuhi standar food safety Jepang yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pelatihan di Jepang diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk pertanian Indonesia agar mampu menembus pasar Jepang yang kompetitif. "Saya berharap melalui program ini dapat memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang di bidang pertanian melalui pertukaran pengetahuan, teknologi, dan jaringan usaha tani," tambahnya.
Para peserta IYFAL Batch ke-39 sendiri antusias dengan pelatihan yang mereka ikuti. Zulkifli Mubarak, petani asal Sulawesi Selatan, misalnya, mengaku senang belajar menanam tomat dan sayuran di Toyoakeshi, Prefektur Aichi. Ia berencana menerapkan ilmu yang didapat untuk menanam tomat ukuran kecil dan melon di daerah asalnya. Sementara itu, Muhammad Roisul Amin dari Probolinggo, yang ditempatkan di Hashimoto, Wakayama, tertarik mengembangkan peternakan ayam petelur dengan fokus pada peningkatan kualitas.
Persiapan dan Harapan Setelah Pelatihan
Sebelum mengikuti program magang di Jepang, para peserta IYFAL mengikuti diklat pemantapan selama 21 hari. Diklat ini mencakup materi bahasa dan budaya Jepang, pelatihan Fisik, Mental, Disiplin (FMD), dan agribisnis modern di balai pelatihan milik Kementerian Pertanian di Ciawi, Bogor, dan IKAMAJA. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mempersiapkan para petani muda untuk menghadapi tantangan di Jepang.
Setelah menyelesaikan program IYFAL, para peserta diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam teknologi pertanian modern, efisiensi produksi, dan manajemen agribisnis. Lebih dari itu, program ini diharapkan dapat mendorong regenerasi petani di Indonesia dengan memberikan pengalaman langsung dari negara maju seperti Jepang. Dengan demikian, IYFAL diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global.
Program ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang di sektor pertanian, membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dalam pertukaran pengetahuan, teknologi, dan pengembangan usaha tani.
Secara keseluruhan, program IYFAL di Jepang memberikan harapan besar bagi kemajuan pertanian Indonesia. Dengan bekal pengetahuan dan teknologi yang diperoleh, para petani muda diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar domestik maupun internasional.