Jaga Siklus Air Bersih: Ahli Tekankan Regenerasi Sungai dan Konservasi Hutan
Pakar tata kota dan PAM Jaya soroti pentingnya menjaga keberlangsungan siklus air bersih di Jakarta, termasuk regenerasi sungai dan konservasi hutan untuk memenuhi kebutuhan air bersih 100 persen pada 2030.

Jakarta, 26 Maret 2024 - Ahli Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga, dan Direktur Pelayanan Perumda PAM Jaya, Syahrul Hasan, menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan siklus air bersih di Jakarta. Pernyataan ini muncul menyusul diskusi bertajuk 'Isu Air Minum dan Penyehatan Lingkungan menjadi Prioritas Pembangunan' yang digelar Selasa (25/3) malam. Diskusi ini juga turut dihadiri oleh Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya.
Nirwono Joga memaparkan empat hal krusial untuk memastikan ketersediaan air bersih: regenerasi sungai dari hulu hingga waduk, revitalisasi badan air (situ, danau, embung, waduk), perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan konservasi hutan lindung. Keempat langkah ini dinilai vital untuk menjaga sumber daya air baku agar tetap lestari dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta yang terus meningkat.
Sementara itu, PAM Jaya menargetkan cakupan layanan air bersih 100 persen pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, PAM Jaya telah dan akan terus melakukan berbagai upaya, termasuk menambah sambungan rumah (SR) dan membangun reservoir komunal sebagai solusi cepat di daerah dengan pasokan air rendah.
Regenerasi Sungai dan Revitalisasi Badan Air
Nirwono Joga menjelaskan pentingnya meregenerasi dan membenahi badan sungai dari hulu hingga waduk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air dan kapasitas tampungan air. Revitalisasi badan air seperti situ, danau, embung, dan waduk juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan ketersediaan air bersih. "Perlu dilakukan regenerasi/pembenahan badan sungai dari hulu ke danau-embung-waduk. Kedua, merevitalisasi badan air, situ, danau, embung, dan waduk," tegas Nirwono.
Langkah-langkah ini, menurut Nirwono, akan berdampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih di Jakarta. Dengan memperbaiki kualitas dan kapasitas sumber air baku, maka kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih optimal. Selain itu, revitalisasi badan air juga akan memberikan manfaat ekologis, seperti peningkatan biodiversitas dan pencegahan banjir.
PAM Jaya juga berperan aktif dalam upaya ini dengan membangun reservoir komunal di berbagai wilayah Jakarta. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih untuk mengatasi masalah pasokan air di daerah-daerah tertentu. "Kita sudah ada Reservoir Komunal Tambora, Gandaria Utara, Duri Kosambi, Marunda, Cilincing, Taman Sari, dan Reservoir Komunal Waduk Pluit," jelas Syahrul Hasan.
Pentingnya RTH dan Konservasi Hutan
Selain regenerasi sungai dan revitalisasi badan air, Nirwono Joga juga menekankan pentingnya menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan melakukan konservasi hutan lindung. RTH berfungsi sebagai daerah resapan air, sehingga dapat membantu menjaga ketersediaan air tanah. Konservasi hutan lindung juga penting untuk melindungi sumber-sumber air dari kerusakan dan pencemaran.
Penambahan RTH dan konservasi hutan lindung merupakan investasi jangka panjang untuk menjaga keberlangsungan siklus air bersih. Langkah-langkah ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat di masa mendatang. Dengan menjaga kelestarian alam, maka ketersediaan air bersih dapat terjamin untuk generasi mendatang.
Hal senada juga disampaikan oleh Andi Wijaya dari KPMI. Ia menekankan pentingnya solusi terpadu, tidak hanya di hilir tetapi juga di hulu. "Tidak hanya persoalan di hilir, namun kita juga perlu membahas dan mencari solusi permasalahan yang ada di hulu agar layanan air bersih bagi warga Jakarta terpenuhi dengan baik," ujarnya. Ia juga mengingatkan bahaya penurunan tanah (land subsidence) akibat penggunaan air tanah secara berlebihan.
Upaya PAM Jaya Menurunkan NRW dan Meningkatkan Layanan
PAM Jaya juga berupaya menurunkan angka Non Revenue Water (NRW) melalui berbagai strategi. Strategi tersebut meliputi penambahan dan penyempurnaan sistem monitoring, pembangunan dan penyempurnaan District Meter Area (DMA), rehabilitasi jaringan distribusi, dan penggantian meter air. PAM Jaya juga melakukan decommissioning pipa yang sudah tidak berfungsi optimal.
Berikut rincian upaya PAM Jaya:
- Penyempurnaan sistem monitoring pada 291 inlet PA/PC dan 314 DMA.
- Penambahan sistem monitoring untuk 81 inlet PA/PC.
- Penyempurnaan pada 198 DMA dan pembangunan 103 inlet PA/PC.
- Rehabilitasi jaringan distribusi sepanjang 2.590 kilometer.
- Rehabilitasi 180.000 sambungan rumah.
- Penggantian 451.724 unit meter air.
- Decommissioning pipa sepanjang 3.022 kilometer.
Semua upaya ini menunjukkan komitmen PAM Jaya dalam meningkatkan layanan air bersih dan mencapai target cakupan layanan 100 persen pada tahun 2030. Namun, keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada kerjasama semua pihak dalam menjaga kelestarian sumber daya air baku.
Kesimpulannya, menjaga keberlangsungan siklus air bersih membutuhkan upaya terpadu dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan penyedia air minum, hingga masyarakat. Dengan menjaga kelestarian alam dan menerapkan teknologi yang tepat, maka ketersediaan air bersih di Jakarta dapat terjamin untuk masa depan.