Jalan Rusak di Jateng Kian Memprihatinkan, Ombudsman Banjir Laporan
Ombudsman Jateng menerima laporan masyarakat terkait jalan rusak yang semakin meningkat di berbagai daerah, baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota, bahkan telah memakan korban.

Laporan kerusakan jalan di Jawa Tengah (Jateng) terus meningkat, hal ini disampaikan langsung oleh Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah. Berbagai ruas jalan, baik nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota, dilaporkan mengalami kerusakan yang signifikan. Kondisi ini telah menimbulkan keresahan dan kerugian bagi masyarakat, bahkan mengakibatkan kecelakaan.
Kepala Perwakilan Ombudsman Jateng, Siti Farida, mengungkapkan bahwa laporan pertama yang diterima terkait kerusakan infrastruktur jalan berada di Jalan Brigjen Sudiarto, Pedurungan, Semarang. Kerusakan terfokus di sekitar lampu merah dekat Masjid Jami Pedurungan dan Polsek setempat. Laporan serupa juga berdatangan dari Jalan Mayjend Sutoyo di Kampung Kali, Semarang, tepatnya di depan SMK Theresiana.
Tidak berhenti sampai di situ, laporan kerusakan jalan terus bermunculan. Jalan Prof. Hamka (jalur Mijen-Ngaliyan), dan wilayah Gunungpati (dari depan terminal hingga Ngrembel) juga dilaporkan mengalami kerusakan parah. Kondisi jalan di beberapa titik dinilai sangat berbahaya karena terdapat tanjakan dan tikungan tajam, bahkan telah menyebabkan kecelakaan dan kerusakan kendaraan.
Jalan Rusak di Semarang: Ancaman bagi Keselamatan Pengguna Jalan
Kondisi jalan rusak di Kota Semarang, menurut Siti Farida, sudah sangat memprihatinkan. Banyak laporan yang masuk terkait kerusakan kendaraan akibat melewati jalan rusak tersebut, mulai dari sepeda motor yang jatuh hingga mobil yang mengalami kerusakan as roda. "Beberapa pengaduan juga masuk ke kami, yaitu adanya mobil yang mengalami kerusakan karena melewati jalan yang rusak tersebut," ujar Siti Farida.
Ombudsman Jateng telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY, untuk segera melakukan perbaikan. Beberapa titik kerusakan telah diperbaiki, namun laporan baru terus berdatangan, salah satunya dari Jalan Kaligawe menuju Sayung.
Siti Farida menilai respons dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait cukup cepat dalam melakukan perbaikan. Namun, ia menekankan pentingnya pemasangan rambu atau penanda di ruas jalan yang rusak untuk mencegah kecelakaan, sembari menunggu perbaikan tuntas. "Kalaupun belum dibenahi, ia mengingatkan dinas-dinas terkait untuk memasang rambu atau penanda di ruas-ruas jalan yang rusak untuk mencegah terjadinya kecelakaan, tetapi diharapkan memang segera dilakukan perbaikan," tambahnya.
Kerusakan Jalan Meluas ke Luar Semarang
Masalah jalan rusak bukan hanya terjadi di Kota Semarang. Laporan serupa juga diterima dari berbagai daerah lain di Jateng, seperti Kendal, Batang, dan Boyolali. Ombudsman Jateng akan segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan berkoordinasi dengan dinas terkait di masing-masing daerah.
Target penyelesaian perbaikan jalan sebelum Lebaran juga menjadi perhatian. Siti Farida menyampaikan harapan agar perbaikan jalan dapat diselesaikan dua minggu sebelum Lebaran, mengingat Jateng merupakan jalur mudik utama di Indonesia. "Sama seperti (disampaikan) pak gubernur ya. Dua minggu sebelum Lebaran (perbaikan jalan selesai,). Artinya, memang betul dua minggu sejak sekarang harus tuntas karena Jateng itu kan merupakan destinasi mudik yang terbesar juga di Indonesia," katanya.
Perbaikan jalan yang rusak dan pemasangan rambu peringatan menjadi hal krusial untuk menjamin keselamatan pengguna jalan dan kelancaran arus lalu lintas, terutama menjelang musim mudik Lebaran.
Dengan semakin banyaknya laporan yang masuk, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih responsif dan memprioritaskan perbaikan infrastruktur jalan untuk keselamatan dan kenyamanan masyarakat.