Jalur Pendakian Semeru Ditutup Tak Tentu, Cuaca Ekstrem Jadi Alasan
Balai Besar TNBTS memperpanjang penutupan jalur pendakian Gunung Semeru hingga waktu yang belum ditentukan karena cuaca ekstrem dan potensi bahaya bagi pendaki.
![Jalur Pendakian Semeru Ditutup Tak Tentu, Cuaca Ekstrem Jadi Alasan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220145.131-jalur-pendakian-semeru-ditutup-tak-tentu-cuaca-ekstrem-jadi-alasan-1.jpg)
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali memperpanjang penutupan jalur pendakian Gunung Semeru. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut. Penutupan jalur pendakian berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan, menimbulkan pertanyaan besar kapan para pendaki dapat kembali menikmati keindahan Gunung Semeru.
Antisipasi Cuaca Ekstrem dan Keselamatan Pendaki
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa perpanjangan penutupan ini didasarkan pada hasil evaluasi pengelolaan pendakian dan antisipasi potensi bahaya akibat cuaca buruk. "Kami mencermati kondisi cuaca dan mempertimbangkan imbauan BMKG terkait cuaca ekstrim selama Februari 2025, maka penutupan jalur pendakian Gunung Semeru diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan," kata Rudijanta dalam keterangannya di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (5/2).
Surat Pengumuman Nomor PG.4/T.8/TU/KSA.5.1/B/02/2025 yang dikeluarkan TNBTS pada Selasa (4/2) secara resmi mengumumkan perpanjangan penutupan ini. Sebelumnya, penutupan jalur pendakian telah diperpanjang hingga 8 Februari 2025, setelah periode penutupan awal 2-19 Januari 2025.
Intensitas hujan yang tinggi dan angin kencang menjadi faktor utama pertimbangan penutupan. TNBTS berupaya mencegah potensi kejadian kegawatdaruratan yang dapat menimpa para pendaki akibat kondisi cuaca yang ekstrem. "Memastikan keselamatan dan kenyamanan pengunjung dari ancaman bencana alam yang dipicu oleh cuaca ekstrim berupa tingginya intensitas hujan dan angin kencang," tegas Rudijanta.
Imbauan Kepatuhan dan Sanksi Pelanggaran
TNBTS mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan penutupan jalur pendakian. Aktivitas pendakian ilegal selama masa penutupan tidak akan ditoleransi. Pihak berwenang akan menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi di kawasan konservasi Gunung Semeru.
Rudijanta menambahkan, "Masyarakat, pengunjung, pelaku jasa wisata, dan pihak-pihak terkait supaya memperhatikan dan melaksanakan (aturan penutupan) dengan penuh tanggung jawab. Setiap pelanggar akan mendapatkan peringatan dan tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku."
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan salah satu gunung yang populer di kalangan pendaki. Namun, keindahannya harus diimbangi dengan kesadaran akan potensi bahaya alam, terutama saat kondisi cuaca tidak mendukung. Penutupan jalur pendakian ini diharapkan dapat melindungi keselamatan para pendaki.
Penutupan Sementara Demi Keselamatan Bersama
Perpanjangan penutupan jalur pendakian Gunung Semeru menunjukkan komitmen TNBTS dalam memprioritaskan keselamatan para pendaki. Meskipun keputusan ini mungkin mengecewakan bagi sebagian pihak, langkah ini diambil untuk mencegah potensi kecelakaan dan memastikan keamanan di kawasan konservasi. TNBTS akan terus memantau kondisi cuaca dan memberikan informasi terbaru terkait pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Semeru.
Keputusan ini juga menunjukkan pentingnya koordinasi antar lembaga, dalam hal ini TNBTS dan BMKG, dalam mengelola kawasan wisata alam dan memastikan keselamatan pengunjung. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan menjaga kelestarian lingkungan Gunung Semeru.