Jateng Optimistis Raih Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah optimistis mencapai target produksi padi 11,8 juta ton pada 2025, ditunjang luas lahan tanam 2,3 juta hektare dan kolaborasi berbagai pihak.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) optimistis mampu mencapai target produksi padi sebesar 11,8 juta ton pada tahun 2025. Target tersebut berasal dari lahan tanam seluas 2.311.660 hektare. Optimisme ini disampaikan langsung oleh Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, saat memimpin panen raya di Desa Ngombakan, Sukoharjo, Senin (7/4).
Gubernur Luthfi menjelaskan, "Jawa Tengah diberikan target (dari pemerintah pusat) 11,8 juta ton. Terhitung bulan Januari-April ini, kami sudah mampu mengelola penanaman padi di wilayah Jateng seluas 716 ribu hektare, dengan hasil panen 4,09 juta ton. Dari target 11,8 juta ton, apabila kami hitung, maka Jateng mampu." Panen raya di Sukoharjo ini merupakan bagian dari rangkaian Panen Raya Serentak 14 Provinsi bersama Presiden RI, Prabowo Subianto, yang dipusatkan di Jawa Barat.
Pada tahun 2024, luas panen padi Jateng mencapai 1.554.777 hektare dengan produksi 8.891.297 ton gabah kering giling (GKG). Kontribusi Jateng terhadap produksi nasional mencapai 16,73 persen, menjadikan Jateng sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar kedua setelah Jawa Timur. Target produksi tahun 2025 pun dipatok lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Target Produksi Padi dan Peran Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo sendiri berkontribusi signifikan terhadap produksi padi Jateng. Pada tahun 2024, luas tanam di Sukoharjo mencapai 42.441 hektare dengan produksi 319.661 ton GKG, berkontribusi 3,60 persen terhadap produktivitas provinsi. Potensi luas panen padi Sukoharjo diproyeksikan meningkat menjadi 60 ribu hektare pada tahun 2025, dengan potensi panen Januari-April 2025 mencapai 17.056 hektare dan prediksi produksi 109.571 ton GKG.
Gubernur Luthfi menekankan bahwa dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah, Jateng diproyeksikan menjadi penumpu pangan dan industri nasional. Namun, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak.
Ia menambahkan, "Jateng merupakan lumbung pangan nasional, ini selaras dengan kebijakan Presiden RI. Pemprov dan Pemda tidak mampu berdiri sendiri. Ada Kodam, Polda, Bulog, BPS, dan seluruh stakeholder yang mendukung kegiatan swasembada pangan ini. Saya yakin kita mampu."
Tantangan dan Mitigasi
Pemprov Jateng menyadari adanya sejumlah tantangan dalam mencapai target swasembada pangan, antara lain alih fungsi lahan pertanian, perubahan iklim, organisme pengganggu tanaman (OPT), gejolak harga pangan, dan harga beli hasil panen petani. Untuk mengatasi tantangan tersebut, berbagai upaya mitigasi telah dilakukan.
Pemerintah pusat telah menetapkan harga panen untuk menstabilkan harga, dan Bulog akan menyerap hasil produksi petani pada tahun 2025. Inovasi dan teknologi baru juga diterapkan untuk mengatasi masalah hama, serta peningkatan ketersediaan air untuk pertanian.
Dengan berbagai strategi dan kolaborasi yang dilakukan, Pemprov Jateng optimistis mampu mencapai target produksi padi 11,8 juta ton pada tahun 2025 dan memperkuat posisi Jateng sebagai lumbung pangan nasional.