Jenazah Murdaya Poo Dikremasi di Bukit Dagi, Dekat Candi Borobudur
Ketua Dewan Pengawas DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Murdaya Poo, dikremasi di Bukit Dagi, Magelang, Jawa Tengah, sebuah proses yang dimaknai sebagai penyempurnaan fisik menuju alam bahagia.

Magelang, 7 Mei 2024 (ANTARA) - Murdaya Widyawimarta Poo, Ketua Dewan Pengawas DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia, telah dikremasi di Bukit Dagi, dekat Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebelumnya, jenazah disemayamkan di Wihara Griya Vipasana Avalokitesvara (GVA) Mandut. Prosesi kremasi ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk pejabat pemerintah dan perwakilan umat Buddha.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Supriyadi, turut hadir dalam prosesi tersebut untuk menyampaikan bela sungkawa. Kehadiran beliau menandakan penghormatan mendalam atas jasa dan kontribusi almarhum, tidak hanya bagi umat Buddha, tetapi juga bagi Indonesia. Supriyadi menekankan bahwa kremasi merupakan proses yang dipilih untuk membantu penyempurnaan fisik almarhum.
Proses kremasi ini memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Buddha. Menurut Supriyadi, umat manusia terdiri dari dua hal: jiwa atau rohani dan fisik. Kremasi diyakini sebagai langkah untuk membebaskan jiwa almarhum menuju alam bahagia, selaras dengan ajaran Buddha tentang siklus kehidupan dan kematian.
Prosesi Kremasi dan Makna Spiritual
Prosesi kremasi jenazah Murdaya Poo berlangsung khidmat dan diiringi doa-doa bagi keselamatan jiwa almarhum. Suasana penuh kesedihan namun juga damai menyelimuti upacara tersebut. Banyak pelayat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada tokoh yang sangat dihormati ini. Kepergian Murdaya Poo meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang yang mengenal dan mengagumi dedikasinya.
Supriyadi menjelaskan lebih lanjut tentang makna kebajikan dalam ajaran Buddha. Beliau menyampaikan bahwa menanamkan kebajikan terus-menerus diharapkan dapat membawa seseorang menuju pencerahan dalam kehidupan. Kremasi, dalam konteks ini, merupakan bagian dari proses menuju pencerahan tersebut, melepaskan ikatan fisik menuju kebebasan rohani.
Tradisi kremasi dalam agama Buddha menekankan pada ketidakkekalan segala sesuatu yang tercipta, termasuk tubuh manusia. Setelah meninggal, jasad akan kembali ke alam, baik tanah maupun air. Hal ini merupakan bagian dari siklus kehidupan yang alamiah dan diterima dengan lapang dada oleh umat Buddha.
Kontribusi Murdaya Poo bagi Umat Buddha dan Indonesia
Murdaya Poo dikenal sebagai tokoh yang memiliki perhatian besar terhadap umat Buddha dan Indonesia. Dedikasi dan kontribusinya dalam berbagai bidang telah memberikan dampak positif yang luas. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi banyak pihak. Banyak pihak yang menyampaikan rasa kehilangan dan duka cita atas kepergian beliau.
Selama hidupnya, Murdaya Poo aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Beliau selalu berupaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan umat Buddha serta membangun hubungan harmonis antarumat beragama di Indonesia. Hal ini menjadi bukti nyata dari komitmen beliau terhadap nilai-nilai kebersamaan dan toleransi.
Kremasi jenazah Murdaya Poo di Bukit Dagi, dekat Candi Borobudur, menjadi simbol dari perjalanan spiritual dan kontribusi beliau yang abadi. Lokasi tersebut dipilih mungkin karena memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam bagi umat Buddha.
Semoga amal dan kebajikan almarhum diterima di alam sana. Semoga kepergiannya memberikan inspirasi bagi kita semua untuk terus berbuat baik dan mengabdi kepada sesama.
Proses kremasi ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menghargai kehidupan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan bijak. Siklus hidup dan mati merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.