Kabaharkam Polri Ingatkan Santri Bijak Bermedsos: Hindari Perpecahan di Era Digital
Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran menyerukan agar Santri Bijak Bermedsos, menekankan pentingnya peran pesantren dalam menyaring informasi negatif demi persatuan bangsa.

Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komisaris Jenderal Polisi Muhammad Fadil Imran, baru-baru ini menyerukan imbauan penting kepada para santri. Ia mengingatkan mereka agar senantiasa berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial di era digital ini. Pesan ini disampaikan guna mencegah potensi penyebaran konten negatif yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Imbauan tersebut menjadi fokus utama dalam kunjungan kerja Komjen Fadil Imran ke Pondok Pesantren Bai Mahdi Soleh Ma’mun. Kunjungan ini berlangsung di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, pada hari Selasa, 5 Agustus. Kehadiran beliau menegaskan komitmen Polri dalam menjaga stabilitas sosial melalui edukasi.
Dalam kesempatan tersebut, Komjen Fadil Imran secara tegas menyatakan bahwa media sosial seringkali disalahgunakan untuk tujuan memecah belah. Oleh karena itu, para santri diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menyaring informasi yang diterima. Ini adalah langkah krusial untuk menjaga keutuhan dan kedamaian masyarakat.
Peran Strategis Pesantren dalam Menangkal Hoaks
Komjen Fadil Imran menekankan peran strategis pondok pesantren sebagai benteng penjaga akal sehat dan nurani masyarakat. Di tengah derasnya arus informasi, pesantren diharapkan mampu menjadi filter utama dalam menyaring berbagai konten yang beredar. Ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kritis dan bertanggung jawab.
Menurutnya, pesantren bukan sekadar tempat menimba ilmu agama, melainkan juga pusat informasi yang vital. Institusi ini memiliki potensi besar untuk menangkal penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang marak di media sosial. Dengan demikian, pesantren berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas sosial.
Beliau menambahkan bahwa jika para santri merasa aman dan terdidik dengan baik, maka kedamaian bangsa akan terjaga. Budaya moral dan etika yang kuat di pesantren, seperti menghargai guru dan pengasuh, menjadi fondasi penting. Hal ini menumbuhkan karakter yang positif dan anti-perpecahan di kalangan santri.
Motivasi dan Apresiasi untuk Santri
Sebagai bentuk apresiasi atas semangat belajar santri, Kabaharkam Polri memberikan hadiah khusus. Empat santri berprestasi menerima penghargaan, salah satunya berupa beasiswa biaya pendidikan hingga lulus sekolah. Pemberian ini diharapkan dapat memotivasi santri untuk terus berprestasi dan menjadi teladan.
Sementara itu, Bupati Serang, Ratu Rachmatu Zakiyah, turut menyampaikan harapannya kepada Komjen Fadil Imran. Ia meminta agar Komjen Fadil dapat memberikan motivasi tambahan kepada para santri. Tujuannya adalah agar santri menjauhkan diri dari perilaku menyimpang yang dapat merusak masa depan mereka.
Perilaku menyimpang yang menjadi perhatian meliputi dampak buruk dari media sosial, penyalahgunaan narkoba, dan perundungan. Bupati Serang menegaskan pentingnya edukasi dan pembinaan karakter. Dengan demikian, para santri dapat tumbuh menjadi individu yang produktif dan bermanfaat bagi bangsa.
Ratu Rachmatu Zakiyah berharap, melalui motivasi dan bimbingan ini, para santri semakin termotivasi untuk belajar. Mereka diharapkan dapat lebih semangat dalam menimba ilmu dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ini adalah investasi penting bagi masa depan generasi muda Indonesia.