KAI Tanjungkarang Siagakan AMUS Antisipasi Bencana di 22 Titik Rawan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre IV Tanjungkarang menyiapkan Alat Material untuk Siaga (AMUS) di 22 titik rawan bencana, termasuk longsor, amblesan, dan banjir, guna memastikan keselamatan perjalanan kereta api.

Bandarlampung, 20 Februari 2024 - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjungkarang (KAI Tanjungkarang) meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana alam. Langkah antisipasi ini dilakukan dengan menyiagakan Alat Material untuk Siaga (AMUS) di sejumlah titik rawan bencana di sepanjang jalur kereta api. Hal ini dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api bagi para penumpang.
Manajer Humas Divre IV Tanjungkarang, Azhar Zaki Assjari, menyatakan bahwa AMUS telah ditempatkan di beberapa stasiun penting, yaitu Stasiun Baturaja, Martapura, Kotabumi, Rejosari, dan Tanjungkarang. Penempatan AMUS ini merupakan bagian dari strategi KAI Tanjungkarang dalam menghadapi potensi gangguan operasional akibat bencana alam.
KAI Tanjungkarang telah mengidentifikasi setidaknya 22 titik daerah perhatian khusus (Dapsus) yang rawan bencana. Rinciannya meliputi enam titik rawan longsor, 11 titik rawan amblesan, empat titik rawan banjir, dan satu titik bangunan yang berisiko tinggi.
Pemetaan Titik Rawan dan Upaya Mitigasi
Azhar Zaki Assjari menjelaskan bahwa KAI Tanjungkarang secara berkala melakukan pengecekan di seluruh titik Dapsus tersebut. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi jalur kereta api dan memastikan keamanan operasional. Salah satu penyebab munculnya titik-titik rawan tersebut adalah alih fungsi lahan di sekitar jalur rel kereta api.
Perubahan penggunaan lahan, misalnya dari lahan yang ditanami pohon keras menjadi perkebunan, dapat meningkatkan risiko bencana. "Oleh karena itu, kami bersikap proaktif dalam penyelesaian potensi bahaya sekaligus memastikan ketersediaan dan kegunaan seluruh perangkat penanganan kondisi darurat," ujar Azhar.
KAI Tanjungkarang tidak hanya fokus pada penanganan bencana, tetapi juga meningkatkan keamanan di perlintasan liar. Kerja sama aktif dengan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat sekitar, terus dioptimalkan untuk mencegah kecelakaan di perlintasan tersebut.
Keselamatan Penumpang Menjadi Prioritas
Azhar Zaki Assjari menekankan bahwa semua upaya ini dilakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan penumpang kereta api. "Hal ini kami lakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan penumpang KA, sehingga mereka merasa tenang dalam melakukan perjalanan," tegasnya. AMUS sendiri terdiri dari berbagai peralatan penting, seperti batu balas, bantalan rel, karung pasir, besi, alat penambat rel, dan alat bantu lainnya.
Persiapan AMUS ini bertujuan untuk mempercepat penanganan gangguan operasional yang mungkin terjadi akibat bencana alam. Dengan kesiapsiagaan yang optimal, KAI Tanjungkarang berupaya meminimalisir dampak gangguan dan memastikan kelancaran perjalanan kereta api.
Keberadaan AMUS di titik-titik rawan bencana diharapkan dapat memberikan respon cepat dan efektif jika terjadi gangguan pada jalur kereta api. KAI Tanjungkarang berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api bagi seluruh penumpangnya.
Selain itu, KAI Tanjungkarang juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah pencegahan bencana, seperti penanaman pohon dan penataan lingkungan sekitar jalur kereta api. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mengurangi risiko bencana di masa mendatang.
Persiapan AMUS untuk Respon Cepat
Alat Material untuk Siaga (AMUS) yang disiapkan KAI Tanjungkarang terdiri dari berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalur kereta api yang rusak akibat bencana alam. Peralatan tersebut antara lain batu balas untuk memperbaiki pondasi jalur, bantalan rel untuk menopang rel kereta api, karung pasir untuk menahan longsoran tanah, besi untuk memperkuat struktur jalur, dan alat-alat penambat rel untuk mencegah pergeseran rel.
Dengan tersedianya AMUS di berbagai titik rawan, KAI Tanjungkarang berharap dapat memberikan respon yang cepat dan efektif jika terjadi gangguan pada jalur kereta api akibat bencana alam. Hal ini akan meminimalisir dampak gangguan dan memastikan kelancaran perjalanan kereta api.