Kapolri Ajak Band Sukatani Jadi Duta Polri: Sebuah Langkah Transformatif?
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak Band Sukatani menjadi duta Polri, sebagai bentuk komitmen institusi untuk berbenah dan menerima kritik demi perbaikan.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Pada Minggu, 23 Februari 2024, di Jakarta, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengajak Band Sukatani untuk menjadi duta Polri. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen Polri untuk berbenah dan menerima kritik demi perbaikan institusi. Ajakan ini muncul setelah Band Sukatani sebelumnya meminta maaf atas lagu mereka yang sempat viral, "Bayar Bayar Bayar", yang dianggap menyindir oknum polisi. Kapolri berharap kolaborasi ini dapat mendorong evaluasi berkelanjutan terhadap perilaku oknum Polri yang menyimpang.
Polri menyadari pentingnya kritik dan masukan dari masyarakat sebagai bentuk kecintaan terhadap institusi. Kapolri menekankan bahwa Polri tidak antikritik dan terbuka terhadap berbagai masukan, termasuk yang disampaikan melalui jalur seni dan kreativitas.
Inisiatif ini merupakan langkah konkret Polri untuk membangun citra positif dan meningkatkan kepercayaan publik. Dengan melibatkan Band Sukatani, Polri berharap dapat menjembatani komunikasi dengan masyarakat dan mendorong proses perbaikan yang lebih transparan dan akuntabel.
Band Sukatani dan Komitmen Polri untuk Berbenah
Ajakan Kapolri kepada Band Sukatani untuk menjadi duta Polri merupakan sebuah langkah inovatif dalam upaya membangun kepercayaan publik. Band Sukatani, yang sebelumnya meminta maaf atas lagu kontroversial mereka, "Bayar Bayar Bayar", kini diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam proses perbaikan institusi Polri.
Hal ini menunjukkan keseriusan Polri dalam menerima kritik dan masukan dari masyarakat. Dengan melibatkan Band Sukatani, Polri membuka ruang dialog yang lebih luas dan kreatif dalam mengatasi permasalahan internal.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa Band Sukatani dapat berperan sebagai juri atau duta untuk terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi Polri. Hal ini menunjukkan komitmen Polri untuk terus berbenah dan menjadi organisasi yang lebih modern dan adaptif.
Lebih lanjut, Kapolri juga menegaskan bahwa kritik terhadap Polri merupakan bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi tersebut. Oleh karena itu, Polri tidak akan antikritik dan akan terus menerima berbagai masukan yang diberikan oleh masyarakat.
Kritik sebagai Bentuk Kecintaan dan Peran Seni dalam Pembenahan Polri
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko menambahkan bahwa Polri telah membuka berbagai forum untuk menerima kritik dari masyarakat, salah satunya melalui kegiatan seni seperti stand up comedy.
Polri menyadari bahwa kritik yang disampaikan oleh masyarakat, termasuk melalui karya seni seperti lagu yang diciptakan oleh Band Sukatani, merupakan bentuk evaluasi yang berharga. Kritik tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan dan modernisasi institusi Polri.
Dengan melibatkan Band Sukatani, Polri menunjukkan komitmennya untuk menerima kritik dan masukan dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk dari kalangan seniman dan musisi. Hal ini menunjukkan bahwa Polri tidak menutup diri terhadap kritik dan masukan, serta berupaya untuk terus berbenah dan menjadi lebih baik.
Segala kritik yang ditujukan kepada Polri, ujar Trunoyudo, menjadi evaluasi bagi pihaknya, terutama yang berangkat dari kecintaan para komunitas melalui ekspresinya masing-masing. Polri sangat menghargai ekspresi tersebut.
Sebelumnya, Band Sukatani telah menyampaikan permohonan maaf atas lagu "Bayar Bayar Bayar" melalui unggahan di media sosial Instagram. Alectroguy, gitaris Sukatani, menjelaskan bahwa lagu tersebut ditujukan untuk oknum Kepolisian yang melanggar peraturan.
Langkah Band Sukatani untuk meminta maaf dan kesediaan Kapolri untuk melibatkan mereka dalam proses perbaikan institusi menunjukkan adanya sinergi positif antara Polri dan masyarakat dalam upaya membangun Polri yang lebih baik dan terpercaya.
Dengan demikian, kolaborasi antara Polri dan Band Sukatani diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana kritik yang konstruktif dapat menjadi pendorong perubahan positif bagi institusi kepolisian.