Kartu Pos: Warisan Sejarah dan Diplomasi Budaya Indonesia
Menteri Fadli Zon tekankan pentingnya melestarikan kartu pos sebagai bagian dari identitas dan sejarah bangsa Indonesia, seperti yang terlihat dalam peluncuran buku "Postcards from Buitenzorg".

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini menekankan pentingnya pelestarian benda pos, khususnya kartu pos, sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah dan identitas bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan dalam rangka peluncuran buku Postcards from Buitenzorg (Bogor), sebuah kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dan Perhimpunan Filateli Indonesia. Peluncuran buku ini menandai upaya nyata dalam menjaga warisan budaya dan memperkenalkannya kepada generasi mendatang. Buku ini juga menyoroti peran kartu pos sebagai jembatan diplomasi antar negara.
Menurut pernyataan resmi Kementerian Kebudayaan, Menteri Zon menjelaskan bahwa upaya pelestarian kartu pos selaras dengan misi kementerian untuk menjaga warisan budaya dan memperkenalkannya kepada generasi mendatang. Beliau menambahkan bahwa kartu pos dan benda filateli lainnya akan semakin bernilai seiring berjalannya waktu, menjadikannya aset berharga bagi sejarah Indonesia. Lebih lanjut, beliau juga menekankan peran kartu pos sebagai media diplomasi budaya yang efektif.
"Kartu pos dan perangko bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga media penting dalam diplomasi budaya," ujar Menteri Zon. "Mereka mampu menangkap peristiwa sejarah, kekayaan alam, seni, dan tradisi Indonesia untuk diperkenalkan kepada dunia." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kartu pos sebagai jendela yang memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional.
Buku Postcards from Buitenzorg: Menjelajah Bogor Tempo Doeloe
Buku Postcards from Buitenzorg, yang ditulis bersama oleh Menteri Zon dan Mahpudi, bercerita tentang Kota Bogor pada masa kolonial Belanda. Buku setebal 166 halaman ini menampilkan 179 kartu pos yang menggambarkan berbagai ikon kota, seperti Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor, serta kehidupan masyarakat pada masa itu. Koleksi kartu pos ini memberikan gambaran yang hidup tentang kehidupan di Bogor pada masa lalu.
Melalui gambar-gambar yang terdapat dalam kartu pos, pembaca diajak untuk menyelami suasana Bogor di masa lampau. Bukan hanya sekadar gambar, kartu pos-kartu pos ini juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kota Bogor. Buku ini berhasil meraih penghargaan medali emas pada Pameran Filateli Nasional 2025, sebuah prestasi membanggakan yang menunjukkan kualitas dan nilai historisnya.
Menteri Zon menjelaskan tujuan dari buku ini, yaitu untuk mengeksplorasi jejak sejarah Bogor selama masa Hindia Belanda, khususnya antara tahun 1890 hingga 1930. "Buku ini tidak hanya mengabadikan gambar-gambar bersejarah, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kota dan masyarakatnya telah berkembang seiring waktu," kata Menteri Zon. Buku ini menjadi bukti nyata bagaimana benda-benda kecil dapat menyimpan sejarah yang besar dan bermakna.
Kartu Pos sebagai Jembatan Diplomasi dan Pelestarian Budaya
Lebih jauh, Menteri Zon menekankan peran penting kartu pos dan perangko sebagai alat diplomasi antar negara. Kartu pos, dengan gambar dan tulisan yang dimilikinya, mampu menyampaikan pesan budaya dan sejarah suatu bangsa kepada dunia. Ini merupakan bentuk diplomasi yang halus namun efektif, memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia tanpa harus melalui jalur formal.
Pelestarian kartu pos dan benda filateli lainnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Dengan menjaga dan merawat kartu pos, kita turut menjaga warisan budaya bangsa dan melestarikannya untuk generasi mendatang. Setiap kartu pos menyimpan cerita dan sejarah yang perlu dijaga kelestariannya.
Buku Postcards from Buitenzorg menjadi contoh nyata bagaimana benda-benda sederhana seperti kartu pos dapat diangkat menjadi sebuah karya bernilai sejarah dan budaya. Buku ini tidak hanya memberikan informasi sejarah, tetapi juga menginspirasi upaya pelestarian warisan budaya Indonesia melalui berbagai media, termasuk benda-benda pos.
Ke depannya, diharapkan akan lebih banyak upaya pelestarian warisan budaya melalui berbagai media, termasuk benda-benda pos seperti kartu pos dan perangko. Hal ini penting untuk menjaga identitas dan sejarah bangsa Indonesia agar tetap lestari dan dikenal oleh dunia.