Prangko: Lebih dari Sekedar Perangko, Cerminan Budaya dan Sejarah Bangsa
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyebut prangko sebagai cerminan budaya, politik, dan identitas bangsa, sekaligus sarana penting dalam mendokumentasikan sejarah Indonesia.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini menyatakan bahwa prangko merupakan lebih dari sekadar alat pos. Dalam sebuah pernyataan di pameran filateli peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat, beliau menekankan peran prangko sebagai cerminan budaya, politik, dan identitas bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin, 28 April 2015, dan dikutip dalam siaran pers Kementerian Kebudayaan pada Selasa berikutnya.
Menurut Menteri Fadli, "Prangko adalah ekspresi kedaulatan. Seperti halnya uang, prangko menjadi simbol identitas dan medium diplomasi budaya." Beliau juga menambahkan bahwa prangko merekam momen-momen bersejarah, termasuk perjuangan bangsa dalam peristiwa penting seperti Konferensi Asia Afrika. Kehadiran prangko seri khusus KAA, menurutnya, menjadi pengingat peristiwa bersejarah dan sekaligus penyampai pesan solidaritas antarbangsa.
Pernyataan tersebut semakin memperkuat pentingnya filateli, tidak hanya sebagai hobi, tetapi juga sebagai bagian integral dari pendokumentasian sejarah bangsa. Hal ini juga ditegaskan oleh Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, Haris, yang berharap pameran tersebut dapat memperkenalkan prangko kepada generasi muda.
Prangko sebagai Simbol Kedaulatan dan Diplomasi Budaya
Fadli Zon secara khusus menyoroti prangko sebagai ekspresi kedaulatan negara. Analogi yang beliau gunakan dengan uang sangat tepat, karena keduanya merupakan simbol identitas nasional yang diakui secara internasional. Prangko, melalui desain dan tema yang dimuatnya, dapat menyampaikan pesan budaya dan sejarah Indonesia kepada dunia. Ini merupakan bentuk diplomasi budaya yang efektif dan unik.
Lebih lanjut, Menteri Kebudayaan menekankan bahwa prangko merekam perjalanan sejarah bangsa. Setiap desain prangko mencerminkan peristiwa, tokoh, atau budaya yang relevan pada masa penerbitannya. Dengan demikian, koleksi prangko dapat menjadi sumber informasi berharga bagi generasi mendatang untuk memahami sejarah dan perkembangan bangsa.
Prangko seri khusus KAA, misalnya, tidak hanya mengabadikan momen bersejarah konferensi tersebut, tetapi juga menjadi simbol persahabatan dan solidaritas antarbangsa yang terjalin di dalamnya. Pesan ini disampaikan secara visual dan dapat diakses oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Filateli: Hobi yang Mendidik dan Melestarikan Sejarah
Pandangan Menteri Kebudayaan tentang filateli sebagai lebih dari sekadar hobi patut diapresiasi. Filateli, atau kegiatan mengoleksi prangko, memiliki nilai edukatif yang tinggi. Pengoleksi prangko tidak hanya menikmati keindahan desainnya, tetapi juga mempelajari sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya.
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, Haris, turut menekankan pentingnya mengenalkan filateli kepada generasi muda. Beliau melihat prangko sebagai "jendela kecil yang merekam budaya, sejarah, dan perjuangan bangsa-bangsa." Pameran filateli dalam rangkaian acara peringatan 70 tahun KAA diharapkan dapat menjembatani hal tersebut.
Melalui pameran dan kegiatan serupa, diharapkan minat generasi muda terhadap filateli dapat meningkat. Dengan demikian, warisan budaya dan sejarah bangsa yang terekam dalam prangko dapat tetap lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Inisiatif ini penting untuk memastikan bahwa bukti-bukti penting sejarah ini akan senantiasa menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Dengan demikian, sejarah bangsa tidak hanya tercatat dalam buku-buku sejarah, tetapi juga dalam bentuk benda-benda bersejarah seperti prangko.
Kesimpulan
Prangko, sebagai simbol kedaulatan dan cerminan budaya, memiliki peran penting dalam mendokumentasikan sejarah dan memperkuat identitas bangsa. Filateli, sebagai hobi yang mendidik, perlu terus dipromosikan agar warisan budaya ini tetap lestari dan dihargai oleh generasi mendatang. Upaya pemerintah dalam mempromosikan filateli, seperti pameran prangko dalam rangkaian acara peringatan 70 tahun KAA, patut diapresiasi dan perlu terus ditingkatkan.