Kasus Kekerasan Anak di Jayapura: Penjabat Gubernur Minta Tindak Tegas
Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, mendesak penegakan hukum tegas terhadap pelaku kekerasan anak di Jayapura, setelah kasus pencabulan terhadap dua anak di bawah umur terjadi dan pelaku berhasil ditangkap.

Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, menyampaikan kecaman keras terhadap kasus kekerasan terhadap anak di Kota Jayapura dan meminta aparat penegak hukum menindak tegas para pelaku. Pernyataan tersebut disampaikan pada Kamis, 23 Januari, di Jayapura. Seorang pelaku pencabulan terhadap dua anak telah ditangkap, menambah keprihatinan atas meningkatnya kasus kekerasan anak di daerah tersebut.
Gubernur Limbong menekankan betapa pentingnya perlindungan anak. Ia menyatakan, "Perbuatan ini bukan hanya melukai anak, tetapi juga menghancurkan masa depannya." Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam melindungi anak. Tidak hanya aparat penegak hukum, orang tua, tokoh agama, hingga pendidik memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencegah dan menangani kekerasan terhadap anak.
Selain itu, Gubernur juga meminta Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan setempat untuk meningkatkan langkah antisipasi dan pencegahan kekerasan anak. Langkah proaktif dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak di Papua. Perhatian terhadap kesejahteraan anak harus menjadi prioritas utama semua pihak yang berkepentingan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP I Dewa Gede Aditya Krishnanda, memberikan keterangan terkait penangkapan seorang pelaku pencabulan berinisial A (20 tahun). Pelaku telah ditahan setelah dilaporkan oleh orang tua korban pada 11 Januari 2025. Laporan tercatat dengan nomor LP/B/31/I/2025/Spkt/Polresta Jayapura Kota/Polda Papua.
Dua korban, S (6 tahun) dan N (8 tahun), sering berkunjung ke kamar kos pelaku untuk meminjam ponsel dan bermain game. Pelaku dan korban tinggal bertetanggaan. Penangkapan pelaku dilakukan pada Minggu, 19 Januari, di Bandara Sentani. Kepolisian setempat mengapresiasi laporan cepat dari orangtua korban dan segera memproses secara hukum pelaku yang keji tersebut.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka, khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pentingnya edukasi dan pemahaman tentang perlindungan anak perlu terus digalakkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Peran serta masyarakat dalam memberikan perlindungan kepada anak sangat krusial.
Kesimpulannya, kasus kekerasan terhadap anak di Jayapura menjadi perhatian serius pemerintah dan aparat penegak hukum. Tindakan tegas terhadap pelaku diharapkan menjadi efek jera dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi anak dari segala bentuk kekerasan. Kerja sama antara pemerintah, aparat penegak hukum, orang tua, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak.