Kebakaran Smelter Freeport Gresik: Bukan Kesalahan Pekerja, Produksi Ditarget Pulih Juni
Investigasi kebakaran smelter Freeport di Gresik menyimpulkan bukan karena kelalaian pekerja; PTFI targetkan pemulihan produksi 40% pada akhir Juni 2025.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, mengumumkan hasil investigasi kebakaran smelter perusahaan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. Kejadian yang terjadi pada 14 Oktober 2024 pukul 17.45 WIB tersebut, dipastikan bukan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan para pekerja. Hal ini disampaikan Tony dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR di Jakarta, Rabu lalu. Api pertama kali terdeteksi oleh teknisi listrik PT Chiyoda International Indonesia di WESP Stage 1C, kemudian membesar dan menyebabkan ledakan sebelum akhirnya berhasil dipadamkan oleh Emergency Response Team (ERT) dibantu pihak eksternal pada pukul 22.16 WIB.
Meskipun penyebab pasti kebakaran belum diungkapkan secara detail oleh Tony Wenas, Bareskrim Polri telah menyatakan bahwa insiden tersebut bukan merupakan akibat kelalaian pekerja. Kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan berat pada seluruh komponen material WESP, sehingga fasilitas tersebut tidak dapat beroperasi. Kejadian ini dikategorikan sebagai 'Kejadian Berbahaya' berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik.
PTFI telah mengambil langkah cepat untuk memperbaiki smelter yang rusak. Proses perbaikan meliputi pembongkaran (demolition), pengadaan peralatan baru, dan persiapan konstruksi serta instalasi alat-alat baru. Upaya pemulihan ini menunjukkan komitmen PTFI untuk memulihkan operasional smelter secepat mungkin. Bahkan, menurut Tony Wenas, beberapa peralatan telah selesai dipasang dan pengujian (testing dan commissioning) akan dimulai pada pertengahan Maret 2025.
Perbaikan Smelter dan Target Produksi
Untuk mempercepat proses perbaikan, PTFI telah menggunakan jalur transportasi udara. Tony Wenas menyebutkan kedatangan tiga pesawat Boeing 747 kargo dan satu pesawat Antonov yang membawa lebih dari 30 ton peralatan ke Surabaya. Penggunaan pesawat dinilai lebih efisien dibandingkan transportasi laut yang memakan waktu lebih lama. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan Freeport dalam memperbaiki smelter dan mengembalikan kapasitas produksinya.
Proses testing atau commissioning dan pre-commissioning dari fasilitas perbaikan smelter direncanakan berlangsung dari pertengahan Maret hingga minggu ketiga Juni 2025. PTFI optimis dapat menyelesaikan seluruh perbaikan pada minggu ketiga Juni dan memulai peningkatan produksi (ramp up) pada minggu keempat Juni 2025, meskipun kapasitas produksi awal hanya akan mencapai 40 persen.
Perbaikan smelter Freeport di Gresik ini menjadi sorotan karena dampaknya terhadap operasional perusahaan dan perekonomian nasional. Kecepatan dan efisiensi proses perbaikan menunjukkan komitmen PTFI untuk meminimalisir dampak negatif dari kejadian ini. Dengan target pemulihan produksi pada Juni 2025, diharapkan operasional smelter dapat kembali berjalan normal dalam waktu dekat.
Langkah-langkah Perbaikan Smelter:
- Pembongkaran (demolition) area yang rusak
- Pengadaan dan pengiriman peralatan baru melalui jalur udara
- Instalasi dan konstruksi peralatan baru
- Pengujian (testing dan commissioning) fasilitas
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi PTFI dan industri pertambangan pada umumnya untuk meningkatkan standar keselamatan dan pencegahan kebakaran di masa mendatang. Proses investigasi yang transparan dan komitmen PTFI untuk perbaikan menunjukkan upaya perusahaan untuk bertanggung jawab atas kejadian ini.