Kecelakaan Bus di Padang Panjang: 12 Penumpang Tewas, Izin Operasional Tak Berlaku
Kecelakaan bus di Padang Panjang, Sumatra Barat, menewaskan 12 penumpang dan melukai puluhan lainnya; bus tersebut diketahui tak memiliki izin operasional yang berlaku.

Sebuah kecelakaan bus penumpang yang terjadi di Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, pada Selasa pagi telah mengakibatkan 12 penumpang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 08.15 WIB ketika bus ALS bernomor polisi B 7512 FGA yang tengah melaju dari Bukittinggi menuju Padang kehilangan kendali di dekat Terminal Bukit Surungan. Bus tersebut terguling ke sisi kiri dan menabrak pagar rumah sebelum akhirnya berhenti. Korban tewas terdiri dari tujuh laki-laki dan lima perempuan, termasuk dua anak-anak, sementara sopir dan kernet bus berhasil selamat dan mendapatkan perawatan medis.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa tim penyelamat gabungan telah dikerahkan untuk mengevakuasi korban. Ia juga mengonfirmasi bahwa Kementerian Perhubungan tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Berdasarkan data sementara, terdapat 12 penumpang yang meninggal dunia dan 25 lainnya mengalami luka-luka.
Berdasarkan pengecekan awal melalui aplikasi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, bus tersebut diketahui tidak memiliki izin operasional yang berlaku. Inspeksi kendaraan berkala juga baru akan dilakukan pada 14 Mei 2025. Menanggapi kejadian ini, Dirjen Hubdat mengimbau para operator dan pengemudi bus untuk rutin mengecek kondisi kendaraannya dan memastikan semua dokumen dan izin legalnya selalu terbarui. Para penumpang juga diimbau untuk memverifikasi kondisi bus yang akan mereka tumpangi melalui aplikasi Mitra Darat.
Investigasi Kecelakaan dan Kondisi Bus
Kapolda Sumatra Barat, Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta, menambahkan bahwa sebagian besar korban tewas terjebak di dalam reruntuhan bus, sehingga proses evakuasi memakan waktu hingga siang hari. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Kondisi bus yang tidak laik jalan dan tidak memiliki izin operasional yang berlaku menjadi sorotan utama dalam investigasi ini.
Proses evakuasi korban dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas kepolisian, tim medis, dan relawan. Korban luka-luka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi beberapa korban luka dilaporkan cukup serius.
Kecelakaan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Sumatra Barat. Pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap operasional bus dan memastikan keselamatan penumpang.
Imbauan Keselamatan dan Langkah Pencegahan
Menyusul kecelakaan maut ini, Kementerian Perhubungan kembali menekankan pentingnya keselamatan transportasi darat. Pihaknya mengimbau operator bus untuk selalu mematuhi peraturan yang berlaku, memastikan kendaraan dalam kondisi laik jalan, dan memiliki izin operasional yang lengkap dan berlaku.
Selain itu, penumpang juga didorong untuk lebih selektif dalam memilih moda transportasi dan selalu memeriksa kelengkapan izin operasional bus melalui aplikasi Mitra Darat sebelum melakukan perjalanan. Kesadaran bersama antara operator, pengemudi, dan penumpang sangat penting untuk meminimalisir risiko kecelakaan di masa mendatang.
Langkah-langkah pencegahan kecelakaan seperti pemeriksaan berkala kendaraan, pelatihan pengemudi yang memadai, dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas diharapkan dapat menekan angka kecelakaan bus di masa mendatang. Kasus ini juga menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan sistem keselamatan transportasi di Indonesia.
Polisi juga telah memeriksa sopir dan kernet bus untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait kronologi kejadian. Hasil penyelidikan akan diumumkan setelah proses investigasi selesai dilakukan. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan keselamatan penumpang menjadi prioritas utama.