Kediri: Kota Edukasi Kerukunan Umat Beragama, Teladan bagi Indonesia
Kota Kediri, Jawa Timur, menjadi contoh nyata kerukunan umat beragama dan berbagi pengetahuan tersebut kepada daerah lain, ditandai dengan kunjungan FKUB Kota Depok.

Kota Kediri, Jawa Timur, telah menjadi teladan dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Pada Rabu, 7 Mei 2024, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok melakukan kunjungan kerja ke Kediri untuk belajar dari keberhasilan kota tersebut dalam membangun toleransi dan kerukunan. Wakil Wali Kota Kediri, K.H. Qowimuddin Thoha, menjelaskan bahwa kerukunan di Kediri bukan hanya di tingkat elit, melainkan telah mengakar di seluruh lapisan masyarakat.
Dengan populasi sekitar 300 ribu jiwa tersebar di tiga kecamatan dan 46 kelurahan, Kota Kediri memiliki posisi strategis yang menjadikannya simpul interaksi berbagai budaya dan latar belakang. Keberagaman ini, alih-alih memicu konflik, justru telah membentuk masyarakat yang saling menghargai dan toleran. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat Mataraman yang dikenal cinta damai dan guyub rukun.
Keberhasilan Kota Kediri dalam membangun kerukunan umat beragama dibuktikan dengan prestasi gemilang. Kota ini secara berturut-turut masuk dalam 10 besar Kota Paling Toleran di Indonesia. Lebih lanjut, SMPN 4 Kediri bahkan dinobatkan sebagai Sekolah Moderasi Beragama tingkat Provinsi Jawa Timur, berkat komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan menyediakan fasilitas ibadah yang setara bagi seluruh pemeluk agama. Indeks Kerukunan Antar-Umat Beragama (IKUB) Kota Kediri juga menunjukkan tren positif, mencapai 4,560 pada tahun 2024, meningkat dari 4,550 di tahun 2023.
Kunjungan FKUB Kota Depok: Belajar dari Kediri
Kunjungan FKUB Kota Depok ke Kediri disambut baik oleh Wakil Wali Kota Kediri. Gus Qowim, sapaan akrab K.H. Qowimuddin Thoha, menekankan pentingnya berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk meningkatkan kerukunan antarumat beragama di masing-masing daerah. "Kami berbagi ilmu, untuk mengetahui persoalan tentang kerukunan umat beragama di kota masing-masing. Sehingga dari pertemuan ini, membawa manfaat dan dapat meningkatkan nilai Indeks Kerukunan Antar Umat Beragama dan Indeks Kota Toleran di kota masing-masing," ujarnya.
Ketua FKUB Kota Depok, Abdul Ghani, mengungkapkan bahwa FKUB Kota Depok telah berupaya selama hampir 20 tahun untuk meningkatkan Indeks Kota Toleran Depok. Kunjungan ke Kediri diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi Kota Depok. Ia melihat kesamaan antara Kota Depok dan Kota Kediri, yaitu sebagai kota yang tidak terlalu luas namun padat penduduk, sehingga keragaman penduduknya cukup tinggi.
Abdul Ghani menambahkan, "Kami FKUB Kota Depok sudah berusaha hampir 20 tahun, bagaimana Indeks Kota Toleran Depok bisa naik. Maka dari itu kami datang ke sini untuk belajar dan bisa memperoleh masukan dari Kota Kediri." Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi ajang pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi kedua kota dalam upaya membangun kerukunan dan toleransi yang lebih baik.
Kota Kediri, dengan keberhasilannya dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama, telah menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain di Indonesia. Prestasi ini tidak hanya dicapai melalui kebijakan pemerintah, tetapi juga berkat peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga toleransi dan saling menghormati.
Faktor Pendukung Kerukunan di Kediri
- Karakter Masyarakat Mataraman: Masyarakat Kediri yang memiliki karakter cinta damai dan guyub rukun sejak lama menjadi pondasi kuat dalam membangun kerukunan.
- Posisi Strategis: Letak geografis Kediri yang strategis menjadikannya tempat bertemunya berbagai budaya dan latar belakang, yang justru memperkaya keragaman dan toleransi.
- Partisipasi Aktif Masyarakat: Kerukunan di Kediri bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga hasil dari partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
- Pendidikan Moderasi Beragama: Program pendidikan moderasi beragama di sekolah-sekolah, seperti di SMPN 4 Kediri, berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi sejak dini.
Keberhasilan Kota Kediri dalam membangun kerukunan antarumat beragama menjadi bukti bahwa kerukunan bukanlah utopia, melainkan dapat dicapai melalui komitmen dan kerja keras bersama. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan toleran.