Kejati NTT Investigasi Ambruknya Plafon Sekolah di Kupang
Kejaksaan Tinggi NTT menginvestigasi ambruknya plafon beberapa sekolah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, saat proses belajar mengajar berlangsung, dan akan menindak tegas jika ditemukan unsur pidana.

Plafon sejumlah sekolah di Kota dan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ambruk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT langsung turun tangan untuk menginvestigasi penyebab kejadian ini. Insiden ini terjadi di beberapa sekolah, termasuk SDN 1 Naioni dan SD Inpres Oesapa di Kota Kupang, serta SD Inpres Bismarak di Kabupaten Kupang.
Kepala Kejati NTT, Zet Tadung Allo, menyatakan komitmen untuk menindak tegas jika ditemukan unsur pidana. "Kami tidak akan segan untuk menindak jika ada unsur pidana dalam peristiwa ini karena keselamatan anak-anak kita tidak boleh dikorbankan," tegas Zet kepada wartawan di Kupang, Selasa (21/1).
Penyelidikan ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran akan keselamatan siswa. Kejati NTT telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi sekolah-sekolah yang terdampak. Mereka berupaya mencari tahu akar permasalahan di balik ambruknya plafon tersebut.
Sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan plafon tersebut relatif baru. Pembangunannya dilakukan oleh pemerintah daerah setempat pada tahun 2020 dan selesai pada tahun 2022. Fakta ini semakin memperkuat dugaan adanya potensi kesalahan dalam proses pembangunan atau perawatan gedung sekolah.
Zet menegaskan bahwa Kejati NTT akan menyelidiki indikasi kelalaian atau unsur pidana dalam proses pembangunan maupun perawatan bangunan sekolah. Jika ditemukan bukti kuat, maka akan dilakukan penindakan hukum secara tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain penyelidikan, Kejati NTT juga akan terus memantau perkembangan penanganan insiden ini bersama pihak-pihak terkait. Hal ini meliputi investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kerusakan dan upaya perbaikan.
Langkah investigasi ini merupakan wujud komitmen Kejati NTT untuk melindungi hak anak dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan aman di NTT. Kejati NTT juga menekankan pentingnya tindakan cepat untuk mengatasi kerusakan tersebut dan memastikan keselamatan para siswa.
Meskipun plafon ruang kelas ambruk, para guru tetap menjalankan tugas mengajar. Kondisi ini menunjukkan dedikasi guru, namun juga menyoroti keterbatasan ruang alternatif yang tersedia. Kejati NTT menyatakan keprihatinan dan berkomitmen mendukung terwujudnya pendidikan yang aman dan berkualitas di NTT.