Kemenag Kalsel Perkuat Sinergi Anti-Bullying di Madrasah: Wujudkan Lingkungan Belajar Ramah dan Aman
Kemenag Kalsel menggelar seminar untuk memperkuat sinergi dalam menciptakan lingkungan madrasah yang ramah dan aman dari perundungan pada tahun 2025, melibatkan ratusan peserta dari berbagai tingkatan.

Banjarmasin, 12 Maret 2024 - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berkomitmen untuk memberantas perundungan (bullying) di lingkungan madrasah. Langkah nyata yang diambil adalah dengan memperkuat sinergi berbagai pihak melalui seminar yang melibatkan seluruh madrasah di provinsi tersebut. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan bullying, serta merumuskan langkah-langkah konkret dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi para siswa.
Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, H. Muhammad Tambrin, mengungkapkan bahwa seminar ini merupakan langkah strategis untuk mewujudkan madrasah yang berkarakter, inklusif, dan mendukung perkembangan peserta didik secara holistik. "Mari bersama-sama membangun madrasah yang ramah, aman, dan bebas dari segala bentuk bullying," ajaknya. Ia menekankan pentingnya deteksi dini terhadap potensi bullying baik dari guru maupun siswa, serta memberikan bimbingan konseling bagi siswa yang terlibat dalam aksi perundungan.
Tambrin menambahkan bahwa madrasah di Kalsel merupakan pilihan utama masyarakat untuk pendidikan anak-anak mereka. Oleh karena itu, kepercayaan masyarakat harus dijaga dengan terus berinovasi dan memperkuat sinergi antara pendidik, tenaga kependidikan, dan pemangku kebijakan. Hal ini penting untuk menghadirkan strategi pencegahan dan penanganan kasus bullying secara sistematis dan berkelanjutan. "Semoga hasil seminar ini dapat menjadi referensi dan pijakan untuk merumuskan kebijakan konkret yang dapat diterapkan di madrasah-madrasah di Kalsel," harapnya.
Seminar Anti-Bullying: Langkah Nyata Menuju Madrasah Ramah Anak
Seminar anti-bullying yang digelar melibatkan berbagai pihak penting dalam dunia pendidikan madrasah di Kalsel. Peserta seminar terdiri dari Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad), para Ketua Tim dan anggota Tim Kerja Kurikulum dan Kesiswaan Penmad Kanwil Kemenag Kalsel, Kasi Penmad Kemenag kabupaten/kota se-Kalsel, Kepala MI, MTs, dan MA, Wakamad Kesiswaan, Guru BK se-Kalsel, serta wali kelas Madrasah se-Kalsel. Jumlah peserta yang mencapai sekitar 900 orang menunjukkan besarnya komitmen untuk menciptakan lingkungan madrasah yang bebas dari perundungan.
Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Kalsel, Bukhari Muslim, menjelaskan tujuan seminar ini adalah untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang dampak bullying terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik. Seminar diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi para peserta dalam mencegah dan menangani kasus bullying di lingkungan madrasah masing-masing.
Para peserta seminar tidak hanya mendapatkan materi tentang pengertian dan jenis-jenis bullying, tetapi juga strategi pencegahan dan penanganan yang efektif. Mereka juga diajak untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman dalam upaya menciptakan lingkungan madrasah yang ramah, aman, dan inklusif bagi semua siswa.
Dengan adanya pelatihan dan pemahaman yang komprehensif, diharapkan para guru dan tenaga kependidikan dapat lebih sigap dalam mengidentifikasi, mencegah, dan menangani kasus bullying di madrasah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan nyaman.
Kurikulum Cinta: Fondasi Madrasah Ramah dan Bebas Bullying
Salah satu poin penting yang dibahas dalam seminar adalah penerapan Kurikulum Cinta. Kurikulum ini diharapkan dapat menjadi fondasi dalam menciptakan lingkungan madrasah yang ramah, aman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, termasuk bullying. Kurikulum Cinta menekankan pentingnya nilai-nilai kasih sayang, empati, dan toleransi di antara sesama.
Dengan mengimplementasikan Kurikulum Cinta, diharapkan para siswa dapat belajar untuk saling menghargai, menghormati, dan bekerja sama. Lingkungan yang dipenuhi dengan kasih sayang dan empati akan meminimalisir terjadinya perundungan dan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Penerapan Kurikulum Cinta ini tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi juga seluruh civitas akademika madrasah. Kerja sama dan komitmen dari semua pihak sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Selain itu, seminar juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mencegah bullying. Komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi anak-anak.
Dengan adanya sinergi antara Kemenag Kalsel, para pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua, diharapkan upaya untuk menciptakan madrasah yang ramah dan bebas bullying dapat terwujud pada tahun 2025.
Seminar ini menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan komitmen tersebut. Harapannya, madrasah di Kalsel dapat menjadi contoh bagi madrasah lain di Indonesia dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh peserta didik.