Kemenag Lampung Tanam 10.250 Pohon Matoa: Gerakan Ekoteologi untuk Selamatkan Lingkungan
Kemenag Lampung menanam 10.250 pohon matoa dalam gerakan ekoteologi nasional, menekankan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan cinta Tanah Air.

Bandarlampung, 22 April 2024 - Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung menunjukkan komitmen nyata terhadap pelestarian lingkungan dengan melakukan penanaman 10.250 pohon matoa. Gerakan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Penanaman Satu Juta Pohon Matoa dan merupakan wujud nyata dukungan terhadap ekoteologi, sebuah konsep yang menekankan tanggung jawab moral manusia terhadap lingkungan sebagai ciptaan Tuhan.
Penanaman pohon matoa dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Lampung, dengan pusat kegiatan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandarlampung. Pelaksana Tugas Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, Erwinto, memimpin langsung kegiatan ini dan menyampaikan pentingnya aksi kolektif lintas iman untuk menyelamatkan lingkungan. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk membangkitkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Erwinto menambahkan bahwa pengadaan bibit pohon matoa dilakukan secara mandiri oleh satuan kerja di lingkungan Kemenag Lampung. Hal ini menunjukkan komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh elemen di lingkungan Kemenag dalam mendukung gerakan ini. Pesan yang disampaikan jelas: Lampung, khususnya dan Indonesia pada umumnya, turut serta dalam upaya global untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Gerakan Ekoteologi: Ibadah dan Cinta Tanah Air
Gerakan penanaman pohon matoa ini dimaknai sebagai bentuk ibadah dan wujud nyata cinta Tanah Air. Menurut Erwinto, menanam pohon bukan hanya tindakan ekologis semata, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Hal ini sejalan dengan prinsip ekoteologi yang mengaitkan pemeliharaan lingkungan dengan nilai-nilai keagamaan.
Dengan menanam pohon, manusia turut serta dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan alam untuk generasi mendatang. Aksi ini juga merupakan bentuk tanggung jawab moral dan spiritual sebagai bagian dari ciptaan Tuhan. Kemenag Lampung berharap gerakan ini dapat menginspirasi masyarakat luas untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan.
Lebih lanjut, Erwinto menekankan bahwa penanaman pohon matoa akan terus berlanjut secara bertahap. Ini menunjukkan komitmen jangka panjang Kemenag Lampung dalam mendukung gerakan ekoteologi dan pelestarian lingkungan. Mereka berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kelestarian alam di Provinsi Lampung.
Pohon Matoa: Pilihan Strategis untuk Lingkungan Lampung
Pemilihan pohon matoa sebagai jenis pohon yang ditanam bukan tanpa alasan. Pohon matoa dipilih karena memiliki berbagai manfaat, baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Pohon ini dikenal memiliki daya adaptasi yang tinggi dan dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah. Selain itu, buah matoa juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Dengan menanam pohon matoa, Kemenag Lampung tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ke depannya, diharapkan lebih banyak jenis pohon lain yang dapat ditanam untuk melengkapi gerakan ini.
Lebih jauh lagi, pemilihan lokasi penanaman di MAN 1 Bandarlampung juga memiliki makna simbolis. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pemeliharaan lingkungan merupakan dua hal yang saling berkaitan dan harus berjalan beriringan. Pendidikan lingkungan sejak dini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab generasi muda terhadap kelestarian alam.
Kesimpulan
Penanaman 10.250 pohon matoa oleh Kemenag Lampung merupakan langkah konkret dalam mendukung gerakan ekoteologi nasional. Gerakan ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan nilai spiritual dan ekonomi bagi masyarakat. Semoga langkah ini menginspirasi berbagai pihak untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik.