Kemenbud Pulihkan Rumah Bersejarah Cut Nyak Dhien di Aceh
Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) melakukan pemugaran rumah Cut Nyak Dhien di Aceh Besar untuk melestarikan sejarah dan memberikan edukasi kepada generasi muda, sekaligus menghidupkan kembali kisah perjuangan pahlawan nasional tersebut.
![Kemenbud Pulihkan Rumah Bersejarah Cut Nyak Dhien di Aceh](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/13/160033.063-kemenbud-pulihkan-rumah-bersejarah-cut-nyak-dhien-di-aceh-1.jpg)
Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) tengah berbenah untuk meningkatkan kualitas situs bersejarah rumah Cut Nyak Dhien di Desa Lampisang, Aceh Besar. Pemugaran ini bukan sekadar renovasi, melainkan upaya untuk menghadirkan kembali kisah perjuangan pahlawan nasional Aceh tersebut bagi generasi penerus.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, saat mengunjungi lokasi di Banda Aceh pada Senin lalu, menjelaskan bahwa pemeliharaan situs ini bertujuan menciptakan ekosistem pelestarian sejarah dan budaya yang lebih baik. Harapannya, rumah Cut Nyak Dhien tak hanya menjadi bangunan sejarah, namun juga tempat edukasi yang hidup dan menarik.
Menurutnya, pemulihan situs bersejarah seperti rumah Cut Nyak Dhien sangat krusial dalam upaya menemukan kembali jati diri Indonesia, khususnya bagi Aceh. Kisah perjuangan Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar, menurut Menbud, merupakan bagian penting dari sejarah bangsa yang patut diwariskan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengapresiasi langkah Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh dalam memperkaya informasi di dalam rumah Cut Nyak Dhien. Ia menyebut upaya ini sangat berharga dalam memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada pengunjung.
Almuniza menekankan pentingnya peran situs bersejarah seperti rumah Cut Nyak Dhien. Meskipun merupakan replika yang dibangun di atas lokasi asli, rumah tersebut tetap menyimpan nilai sejarah yang tinggi. Rumah asli dibakar oleh Belanda setelah Teuku Umar melakukan strategi perang pura-pura bekerja sama dengan penjajah. Bangunan replika ini dibangun kembali pada tahun 1981 dan diresmikan pada tahun 1987.
Ia berharap, tidak hanya pemerintah, namun juga pegiat seni dan budaya turut berpartisipasi dalam menghidupkan kembali area sekitar rumah Cut Nyak Dhien. Hal ini demi meningkatkan daya tarik dan memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi para pengunjung. Dukungan dari kementerian juga masih dibutuhkan untuk pelestarian situs sejarah lainnya di Aceh.
Rumah Cut Nyak Dhien, yang merupakan rumah panggung tradisional Aceh, merupakan bangunan yang sangat kokoh. Terbuat dari kayu ulin merah berkualitas tinggi dan memiliki 65 tiang penyangga, rumah ini bahkan mampu bertahan dari gempa dan tsunami Aceh pada tahun 2004, menjadi tempat perlindungan warga sekitar saat bencana tersebut.
Ketahanan rumah ini menunjukkan kualitas konstruksi bangunan tradisional Aceh yang luar biasa. Pemugaran yang dilakukan oleh Kemenbud diharapkan dapat menjaga keaslian dan keutuhan bangunan bersejarah ini untuk generasi mendatang. Melalui upaya pelestarian ini, diharapkan semangat perjuangan Cut Nyak Dhien akan terus menginspirasi.