Kemendikbudristek Berencana Bantu Guru Non-Sarjana Tingkatkan Kompetensi
Kemendikbudristek berencana membantu lebih dari 249.000 guru non-S1 meningkatkan kualifikasi pendidikan mereka pada tahun 2025 melalui kemitraan dengan LPTK terakreditasi unggul, guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan peran guru sebagai mentor bagi m
![Kemendikbudristek Berencana Bantu Guru Non-Sarjana Tingkatkan Kompetensi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/02/150028.427-kemendikbudristek-berencana-bantu-guru-non-sarjana-tingkatkan-kompetensi-1.jpg)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah menyiapkan program bantuan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi sarjana (S1) atau diploma empat (D4). Hal ini diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Abdul Mu'ti dalam sambutan daring Pelepasan Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2024 UAD Yogyakarta, Minggu (2/2).
Lebih dari 249.000 guru di Indonesia masih belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S1 atau D4. Oleh karena itu, Kemendikbudristek berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi para guru tersebut. "Dan kami berkomitmen dan sudah mulai merancang untuk tahun 2025 nanti akan ada bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk guru-guru yang belum berpendidikan D4 atau S1," ujar Mendikbudristek.
Program peningkatan kompetensi ini akan dijalankan melalui kemitraan strategis dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan perguruan tinggi. Prioritas diberikan kepada perguruan tinggi dengan akreditasi unggul. "Perguruan tinggi mitra kami adalah perguruan tinggi yang terakreditasi institusi unggul, ini adalah bagian dari kebijakan kami karena secara teoritik ketika guru-guru belajar di lembaga pendidikan tinggi yang unggul, maka mereka juga akan mendapatkan kualitas pembelajaran yang unggul," jelas Mendikbudristek.
Upaya peningkatan kualitas guru tidak hanya terfokus pada peningkatan ilmu akademik. Kemendikbudristek juga berencana menghidupkan kembali pelatihan-pelatihan bagi tenaga kependidikan. Pelatihan ini akan mencakup peningkatan ilmu pedagogik dan pengembangan peran guru sebagai konselor dan pendamping murid dalam meraih cita-cita dan mengatasi berbagai tantangan hidup.
Mendikbudristek menekankan pentingnya peran guru sebagai sosok yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan. "Guru harus dapat mendampingi murid dalam mengatasi berbagai macam kesulitan dalam kehidupannya, dan bagaimana agar anak-anak merasa berbahagia di sekolah di lembaga pendidikan di mana mereka belajar. Jadi, guru memiliki peran penting untuk menjadikan sekolah sebagai rumah kedua dan guru adalah orang tua bagi anak-anak yang belajar di tempat di mana kita semuanya bekerja," imbuhnya.
Ke depan, Kemendikbudristek mendorong perubahan peran guru, tidak hanya sebagai pengajar di kelas, tetapi juga sebagai mentor, sahabat, dan teman bagi siswa. Sistem pelaporan kinerja guru pun akan disesuaikan, tidak hanya berfokus pada jam mengajar 24 jam per minggu. Kekurangan jam mengajar dapat dipenuhi melalui kegiatan bimbingan konseling, pengabdian masyarakat, dan aktivitas akademik dan sosial lainnya.
Program bantuan bagi guru non-S1/D4 ini merupakan bagian dari komitmen Kemendikbudristek dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan meningkatkan kompetensi guru, diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat dan anak didik dapat berkembang secara optimal.