Kementan Investigasi Kasus Gejala Antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta
Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat menginvestigasi kasus suspek antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta, dengan menerjunkan tim untuk penelusuran, pengambilan sampel, dan vaksinasi ternak.

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menangani kasus dugaan antraks di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa tim respons cepat telah diterjunkan untuk melakukan investigasi menyeluruh. Kasus ini terungkap pada Kamis, 20 Februari 2024, dan langsung ditangani dengan serius oleh pemerintah.
Langkah cepat Kementan ini meliputi penelusuran jejak penyakit, pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, serta penyuluhan kepada para peternak di lokasi terdampak. "Kementerian Pertanian serius menangani setiap kasus penyakit hewan menular yang muncul. Kami telah mengirimkan tim ke lokasi kasus untuk melakukan penelusuran, pengambilan sampel, dan penyuluhan kepada pemilik ternak," jelas Agung dalam keterangannya di Jakarta.
Tim investigasi berasal dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, unit pelaksana teknis Kementan. Agung sendiri telah meninjau langsung laboratorium BBVet Wates pada Selasa, 18 Februari 2024, untuk memastikan kesiapan tim dalam menangani kasus ini. Koordinasi intensif juga dilakukan dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Gunung Kidul dan Dinas Kesehatan setempat untuk memantau kesehatan para peternak yang berkontak dengan hewan ternak yang terdampak.
Penanganan Kasus Antraks di Gunung Kidul
Tim gabungan BBVet Wates dan Dinas PKH Gunung Kidul telah melakukan tindakan cepat dan terukur. Mereka telah melakukan desinfeksi menyeluruh di kandang ternak yang terdampak untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. "Ternak-ternak yang masih ada di kandang harus diisolasi, tidak boleh dikeluarkan, dan pembatasan akses keluar masuk, serta kandang terus dijaga biosekuritinya agar ternak tidak terpapar penyakit," terang Kepala BBVet Wates, Hendra Wibawa.
Pengobatan dengan antibiotik telah diberikan kepada ternak yang berada dalam satu kandang dengan ternak yang diduga terjangkit antraks. Setelah masa kerja antibiotik berakhir, vaksinasi antraks akan segera dilakukan. Vaksinasi juga akan diberikan kepada ternak sehat di luar lokasi kejadian untuk mencegah penyebaran lebih luas. "Untuk di luar lokasi kasus, vaksinasi antraks dapat dilakukan secepatnya pada ternak-ternak yang sehat untuk mencegah penularan penyakit," tambah Hendra.
Hendra juga memastikan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus penularan ke ternak lain atau manusia. Kementan berkomitmen untuk terus memantau situasi dan melakukan penanganan yang tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi kesehatan hewan maupun manusia. "Kementerian Pertanian akan terus melakukan pemantauan dan penanganan kasus antraks ini untuk mencegah penyebaran penyakit dan melindungi kesehatan hewan dan manusia," tegas Hendra.
Langkah Pencegahan dan Antisipasi
Sebagai langkah pencegahan, selain desinfeksi dan vaksinasi, isolasi ternak yang terdampak dan pembatasan akses keluar masuk kandang menjadi sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit ke ternak lain dan lingkungan sekitar. Biosekuriti kandang juga harus dijaga dengan ketat.
Koordinasi antar instansi, seperti antara Kementan, Dinas PKH Gunung Kidul, dan Dinas Kesehatan setempat, sangat krusial dalam penanganan kasus ini. Pemantauan kesehatan peternak yang kontak dengan hewan ternak juga perlu dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan penularan ke manusia.
Kementan menekankan pentingnya kewaspadaan dan pelaporan dini jika ditemukan gejala penyakit menular pada hewan ternak. Kerja sama dan kepatuhan peternak terhadap prosedur penanganan penyakit hewan menular sangat penting untuk mencegah meluasnya wabah.
Kecepatan respons dan langkah-langkah terukur yang dilakukan Kementan dalam menangani kasus dugaan antraks di Gunung Kidul ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi kesehatan hewan dan manusia. Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan akan terus dilakukan untuk memastikan situasi tetap terkendali.