Kementerian Berduka Cita, Guru Tewas di Serangan Papua Pegunungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan duka cita atas meninggalnya seorang guru di Papua Pegunungan akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan akan mengunjungi keluarga korban.

Tragedi di Papua Pegunungan: Seorang Guru Tewas Ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata
Seorang guru Sekolah Dasar, Rosalina Rerek Sogen, asal Desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban meninggal dunia akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan. Peristiwa nahas ini terjadi pada Jumat, 21 Maret 2024, sekitar pukul 16.00 WIT. Selain Rosalina, enam orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Menteri Abdul Mu'ti menyampaikan belasungkawa mendalam atas kejadian ini. Kementerian berencana mengunjungi keluarga korban di NTT dan memberikan bantuan, meskipun mungkin tidak seberapa. "Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya seorang guru akibat serangan KKB. Kami akan menemui keluarga korban di NTT dan berupaya memberikan bantuan meskipun mungkin tidak seberapa," ujar Menteri Abdul Mu'ti di Jakarta, Senin (24/3).
Insiden ini terjadi di Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan. Selain Rosalina, enam korban luka lainnya telah dievakuasi. Keenam korban luka tersebut terdiri dari tiga orang dengan luka serius—Vidi, Cosmas, dan Tari—serta tiga orang lainnya dengan luka ringan—Vanti, Paskalia, dan Irmawati. Menurut Kementerian Hukum dan HAM, dari tujuh korban yang diserang, enam berasal dari NTT dan satu dari Sorong, Papua Barat. Keenam korban tersebut merupakan guru dan seorang petugas kesehatan.
Keprihatinan Mendalam atas Serangan Terhadap Tenaga Pendidik
Menteri Abdul Mu'ti mengungkapkan keprihatinannya atas peristiwa ini dan berharap agar kekerasan serupa tidak terulang, terutama terhadap para guru dan tenaga kependidikan yang bertugas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Kementerian juga telah berkomunikasi dengan pihak keamanan terkait berbagai permasalahan yang dihadapi para guru yang bertugas di daerah-daerah tertentu, seperti di Papua, di mana masalah keamanan masih terus berlanjut. "Kami juga telah berkomunikasi dengan pihak keamanan karena banyaknya permasalahan yang dihadapi guru yang bertugas di beberapa daerah, seperti di Papua, di mana masalah keamanan masih berlanjut," kata Menteri Abdul Mu'ti.
Kapolres Yahukimo, AKBP Heru Hidayanto, membenarkan adanya serangan KKB yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka tersebut. Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku dan motif di balik serangan ini. Kejadian ini kembali menyoroti tantangan keamanan yang dihadapi para pendidik dan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah-wilayah terpencil dan rawan konflik di Indonesia.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya perlindungan bagi tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah rawan konflik. Pemerintah perlu meningkatkan upaya pengamanan dan memberikan jaminan perlindungan yang lebih baik bagi mereka agar dapat menjalankan tugasnya dengan aman dan nyaman. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan para tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah-daerah terpencil.
Upaya Bantuan dan Dukungan untuk Korban
Kemendikbudristek menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban dan korban luka. Selain mengunjungi keluarga korban di NTT, Kementerian juga akan berupaya memberikan bantuan yang dibutuhkan. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban keluarga korban dan membantu para korban luka dalam proses pemulihan.
Selain bantuan materiil, Kemendikbudristek juga akan memberikan dukungan psikososial kepada para korban luka dan keluarga korban. Dukungan ini sangat penting untuk membantu mereka mengatasi trauma dan kembali pulih secara emosional. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan dan dukungan bagi para tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah-daerah rawan konflik.
Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia diharapkan dapat memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar kepada para tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah-daerah terpencil dan rawan konflik. Perlindungan dan jaminan keselamatan mereka merupakan hal yang sangat penting agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan aman dan nyaman, serta berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semoga kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi para guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Perhatian dan dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.