Tragedi di Yahukimo: KKB Tewaskan Enam Guru, 58 Lainnya Dievakuasi
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan, menyerang dan membunuh enam guru serta membakar rumah dan sekolah mereka; puluhan guru lainnya berhasil dievakuasi.

Sebuah tragedi mengerikan terjadi di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melancarkan serangan brutal pada Senin, 21 Maret 2023, yang mengakibatkan tewasnya enam guru secara keji. Serangan tersebut juga mengakibatkan pembakaran rumah para guru dan bangunan sekolah. Aksi biadab ini menimbulkan keprihatinan mendalam dan kecaman luas dari berbagai pihak.
Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Infanteri Chandra Kurniawan, membenarkan peristiwa tersebut dalam keterangan persnya di Jayapura, Minggu, 23 Maret 2023. Ia menyatakan bahwa KKB tidak hanya membunuh enam guru tersebut, tetapi juga membakar mereka hidup-hidup di dalam rumah mereka. "Aksi yang dilakukan KKB itu biadab, karena membunuh dan membakar korban yang ada di dalam rumah dalam keadaan hidup," tegas Kolonel Chandra.
Selain pembunuhan dan pembakaran, KKB juga dilaporkan melakukan perampokan terhadap uang milik warga sekitar. Kekejaman KKB ini telah menimbulkan rasa takut dan trauma yang mendalam bagi masyarakat di wilayah tersebut. Proses evakuasi korban dan penyelidikan atas peristiwa ini tengah dilakukan oleh TNI-Polri bersama Pemerintah Daerah Yahukimo.
Kekejaman KKB di Yahukimo
Kolonel Chandra menjelaskan bahwa hingga saat ini, identitas empat korban telah berhasil dihimpun, yaitu T, F, F (semuanya guru), dan I (tenaga kesehatan). Identitas dua korban lainnya masih dalam proses pendataan. Proses evakuasi para korban memang mengalami kendala, namun upaya terus dilakukan oleh aparat keamanan dan pemerintah daerah.
Sebagai bentuk antisipasi dan perlindungan, sebanyak 58 guru dan tenaga kesehatan beserta keluarga mereka dari beberapa distrik di Yahukimo, yaitu Distrik Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Walma, dan Distrik Kabiyanggama, telah berhasil dievakuasi pada Sabtu, 22 Maret 2023. Evakuasi dilakukan menggunakan pesawat Adventist Aviation menuju Wamena.
Peristiwa ini sekali lagi menyoroti ancaman nyata yang ditimbulkan oleh KKB di Papua. Kekejaman mereka terhadap warga sipil, khususnya para pendidik yang tengah menjalankan tugas mulia mencerdaskan bangsa, tidak dapat ditoleransi. Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan mampu mengambil langkah tegas dan efektif untuk melindungi warga sipil dan menghentikan aksi terorisme yang dilakukan oleh KKB.
Upaya Evakuasi dan Penyelidikan
Proses evakuasi korban yang terkendala karena kondisi geografis yang sulit dijangkau menjadi tantangan tersendiri. TNI-Polri bersama pemerintah daerah Yahukimo bekerja sama untuk mengatasi kendala tersebut dan memastikan seluruh korban dapat dievakuasi dengan selamat.
Selain evakuasi, penyelidikan atas peristiwa ini juga tengah dilakukan secara intensif. Aparat keamanan berupaya untuk mengungkap motif di balik serangan brutal tersebut dan menangkap para pelaku. Informasi yang diperoleh dari lapangan akan terus dihimpun dan diproses untuk mendukung proses penyelidikan.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan rasa aman kepada seluruh warga Papua, termasuk para guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan perlunya peningkatan keamanan dan perlindungan bagi para pendidik yang bertugas di wilayah rawan konflik.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah antara lain:
- Peningkatan patroli keamanan di wilayah rawan konflik.
- Penguatan koordinasi antara TNI-Polri dan pemerintah daerah.
- Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses evakuasi dan penyelidikan.
- Pemberian dukungan psikologis kepada keluarga korban dan masyarakat yang terdampak.
Tragedi di Yahukimo ini menjadi duka mendalam bagi dunia pendidikan Indonesia. Semoga peristiwa ini menjadi momentum untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi para pendidik di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang rawan konflik.