DPR Kecam Aksi KKB: Guru Tewas di Yahukimo, TNI Diminta Ambil Langkah Baru
Komisi I DPR mengecam keras pembunuhan guru oleh KKB di Yahukimo, Papua Pegunungan, mendesak TNI untuk mengambil langkah-langkah baru dalam mengatasi masalah ini.

Seorang guru tragically tewas dalam serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Jumat, 21 Maret 2024 sekitar pukul 16.00 WIT. Serangan tersebut juga mengakibatkan enam orang lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa ini terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, dan telah memicu kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Komisi I DPR RI.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyatakan kecamannya yang tegas atas peristiwa tersebut. Ia menekankan bahwa kasus penyerangan oleh KKB di Papua telah berlangsung lama dan telah menimbulkan banyak korban jiwa. Kejadian ini sekali lagi menyoroti perlunya solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah keamanan di wilayah tersebut.
Aparat keamanan telah mengevakuasi korban dan warga sipil lainnya dari lokasi kejadian. Namun, peristiwa ini kembali mengingatkan akan ancaman nyata yang dihadapi oleh masyarakat dan tenaga pendidik di Papua Pegunungan akibat aktivitas KKB. Peristiwa ini juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan bagi warga sipil dan tenaga pendidik yang bertugas di daerah rawan konflik.
Kecaman DPR dan Tuntutan Langkah Baru TNI
Dave Laksono, dalam pernyataannya, menyatakan, "Saya amat mengecam kejadian tersebut." Ia mendesak agar TNI mengambil langkah-langkah baru untuk menyelesaikan masalah KKB. Menurut Dave, tanpa adanya langkah-langkah baru, penanganan gangguan keamanan yang dilakukan KKB di Papua tidak akan pernah selesai. Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan DPR terhadap situasi keamanan di Papua dan harapan akan adanya solusi yang lebih efektif.
Kapolres Yahukimo, Ajun Komisaris Besar Polisi Heru Hidayanto, membenarkan adanya laporan terkait penyerangan tersebut. Ia menjelaskan bahwa serangan itu terjadi saat KKB melintas dan secara tiba-tiba menyerang guru kontrak tersebut. Akibatnya, satu orang meninggal dunia, tiga mengalami luka berat, dan empat lainnya menderita luka ringan. Dua warga asli Yahukimo yang turut berada di lokasi kejadian memilih untuk tidak dievakuasi atas permintaan mereka sendiri.
Kejadian ini sekali lagi menyoroti betapa rawannya situasi keamanan di beberapa wilayah Papua. Kehadiran KKB telah menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan warga sipil, termasuk para guru yang bertugas di daerah terpencil. Perlindungan bagi mereka menjadi hal yang sangat krusial dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Kronologi Penyerangan dan Kondisi Korban
Berdasarkan laporan yang diterima, penyerangan oleh KKB terjadi pada Jumat, 21 Maret 2024, sekitar pukul 16.00 WIT. KKB menyerang secara tiba-tiba, mengakibatkan satu guru meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Kejadian ini menunjukkan betapa brutalnya serangan yang dilakukan oleh KKB dan betapa rentannya warga sipil menjadi korban.
Pemerintah dan aparat keamanan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi penanganan KKB. Perlu dikaji kembali apakah strategi yang selama ini diterapkan sudah efektif atau perlu dilakukan perubahan untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga sipil, khususnya di wilayah-wilayah rawan konflik seperti Yahukimo.
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan perlindungan bagi para guru dan tenaga pendidik yang bertugas di daerah rawan konflik. Mereka merupakan aset penting bagi pembangunan bangsa dan keselamatan mereka harus menjadi prioritas utama.
Evakuasi korban dan warga sipil telah dilakukan oleh aparat keamanan. Namun, kejadian ini tetap menjadi sorotan dan menunjukkan perlunya langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.
Langkah-langkah tersebut harus mencakup pendekatan yang komprehensif, melibatkan berbagai pihak, dan berfokus pada penyelesaian akar masalah konflik di Papua.
Perlu Solusi Jangka Panjang dan Komprehensif
Kejadian ini bukan hanya sekadar insiden keamanan biasa, tetapi juga merupakan cerminan dari permasalahan yang lebih kompleks di Papua. Oleh karena itu, diperlukan solusi jangka panjang dan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, TNI, Polri, tokoh masyarakat, dan masyarakat adat.
Solusi tersebut harus mencakup aspek keamanan, pembangunan ekonomi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif, diharapkan dapat menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di Papua dan melindungi keselamatan warga sipil.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk terus mendukung upaya-upaya perdamaian dan pembangunan di Papua. Perhatian dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.