Kemeriahan Idulfitri ala Rumah di Jenewa: WNI Rayakan Lebaran dengan Semangat Kebersamaan
Warga Negara Indonesia (WNI) di Jenewa merayakan Idulfitri 1446 H dengan suasana penuh keakraban, menyatukan rasa rindu kampung halaman dan semangat kebersamaan lintas budaya.

Warga Negara Indonesia (WNI) di Jenewa, Swiss, dan sekitarnya merayakan Idulfitri 1446 H/2025 M dengan semarak, membawa suasana "a taste of home" atau nuansa rumahan yang hangat. Perayaan ini diawali dengan shalat Idulfitri berjamaah yang dipimpin oleh Ustaz Muladi Mugheni, Direktur Kader Ulama PKU MUI DKI Jakarta. Acara dilanjutkan dengan halal bihalal dan ramah tamah, menyatukan WNI yang tinggal di Jenewa dan berbagai wilayah Swiss lainnya.
Perayaan Idulfitri di Jenewa ini menjadi bukti nyata semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur Indonesia yang tetap terjaga di tengah perantauan. Kuasa Usaha Ad Interim, Duta Besar Achsanul Habib, menyampaikan bahwa momen Idulfitri mengingatkan kita akan makna kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah. "Idul Fitri mengingatkan kita pada makna kemenangan setelah sebulan penuh menahan diri dan memperbanyak amalan kebaikan," ungkap Dubes Achsanul.
Lebih dari 250 peserta hadir dalam perayaan tersebut, termasuk WNI, diaspora Indonesia, tamu diplomatik, dan para duta besar negara sahabat. Kehadiran mereka merepresentasikan keterbukaan, toleransi, dan semangat multikulturalisme yang menjadi ciri khas Indonesia. Dalam suasana multikultural Jenewa, perayaan ini berhasil menghadirkan nuansa Indonesia yang hangat dan memperkuat jalinan kebersamaan lintas bangsa dan budaya.
Suasana Rumahan dan Hidangan Khas Lebaran
Perayaan Idulfitri di Jenewa dirancang untuk menciptakan suasana rumahan yang nyaman bagi para WNI yang merayakan jauh dari tanah air. Hal ini terlihat dari berbagai aspek, mulai dari tata cara perayaan hingga hidangan yang disajikan. Suasana kekeluargaan dan keakraban begitu terasa, menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat di antara para peserta.
Tidak hanya shalat Idulfitri dan halal bihalal, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi. Momen ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat jaringan antar-WNI dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.
Salah satu daya tarik utama perayaan ini adalah sajian hidangan khas Indonesia yang sulit ditemukan di luar negeri. Menu-menu seperti lontong sayur, opor ayam, telur balado, sambal goreng kentang, dan berbagai gorengan seperti cireng, bakwan, dan tahu isi, berhasil membawa cita rasa Indonesia ke tengah masyarakat Jenewa.
Diplomasi Inklusif dan Humanis
Dubes Achsanul Habib berharap kebersamaan dalam perayaan Idulfitri di Jenewa dapat menjadi bagian dari kontribusi diplomasi Indonesia yang inklusif, humanis, dan relevan dengan dinamika global. Perayaan ini bukan hanya sekadar acara kumpul-kumpul, tetapi juga sebagai wahana untuk memperkenalkan budaya dan nilai-nilai Indonesia kepada dunia internasional.
Dengan menghadirkan suasana "rumah" bagi para WNI di Jenewa, perayaan Idulfitri ini berhasil menciptakan rasa kebersamaan dan memperkuat ikatan persaudaraan di tengah perbedaan budaya dan latar belakang. Hal ini menunjukkan bagaimana semangat persatuan dan gotong royong tetap terjaga di antara WNI yang berada di luar negeri.
Suksesnya perayaan ini membuktikan bahwa meskipun jauh dari tanah air, semangat Idulfitri dan nilai-nilai kebersamaan tetap dapat dirayakan dengan meriah dan penuh makna. Perayaan ini juga menjadi contoh nyata bagaimana diplomasi Indonesia dapat diwujudkan melalui pendekatan yang humanis dan inklusif.
Perayaan Idulfitri di Jenewa bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan memperkuat identitas kebangsaan di tengah masyarakat internasional. Semoga semangat kebersamaan dan keakraban ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi WNI di seluruh dunia.