KITLV-Universitas Leiden Kunjungi Perpustakaan Palnam Kalsel, Koleksi Langka Jadi Sorotan
Perpustakaan Palnam di Kalimantan Selatan mendapat kunjungan dari KITLV-Universitas Leiden Belanda, yang terkesan dengan koleksi buku langka dan fasilitasnya yang lengkap.

Perpustakaan Palnam di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini menerima kunjungan istimewa dari tim Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV)-Jakarta Universiteit Leiden, Belanda. Kunjungan yang berlangsung pada Kamis, 20 Februari 2024 ini menandai apresiasi internasional terhadap kekayaan koleksi dan fasilitas perpustakaan daerah tersebut. Kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan promosi Perpustakaan Palnam dan minat baca masyarakat Kalimantan Selatan.
Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel, Adethia Hailina, menyambut baik kunjungan tersebut. Ia mengungkapkan rasa hormatnya atas kunjungan tim KITLV-Universitas Leiden dan berharap kunjungan ini akan berdampak positif bagi peningkatan literasi di Kalimantan Selatan. Kehadiran tim dari lembaga ternama Belanda ini juga dianggap sebagai bentuk pengakuan internasional atas kualitas Perpustakaan Palnam.
Kunjungan ini bukan hanya sekadar silaturahmi, tetapi juga membuka peluang kerjasama yang lebih luas di masa mendatang. Harapannya, kerja sama ini akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber informasi dan pengetahuan yang berkualitas, sekaligus mengangkat citra Perpustakaan Palnam di kancah internasional.
Koleksi Buku Langka Perpustakaan Palnam Memikat Tim KITLV
Perpustakaan Palnam menyimpan puluhan ribu koleksi buku, termasuk sejumlah buku langka yang menjadi daya tarik tersendiri. Koleksi tersebut antara lain meliputi Kitab Suci Al-Quran terjemahan bahasa Banjar, berbagai literatur sejarah Banjar pasca-kemerdekaan, serta kitab Sahbilal Muhtadin karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Buku-buku langka ini didefinisikan sebagai buku yang berusia lebih dari 50 tahun dan memiliki nilai sejarah, budaya, atau penting bagi daerah.
Budiman, salah satu perwakilan dari KITLV-Jakarta Universiteit Leiden, mengungkapkan kekagumannya terhadap koleksi Perpustakaan Palnam. Ia bahkan menyatakan keinginannya untuk menjalin kerja sama guna mengakses dan mungkin mempelajari lebih lanjut koleksi berharga tersebut. Pernyataan ini menunjukkan betapa kayanya koleksi Perpustakaan Palnam dan potensinya untuk penelitian lebih lanjut.
Hal senada diungkapkan oleh Risa, perwakilan KITLV lainnya. Ia mengapresiasi desain dan fasilitas Perpustakaan Palnam yang nyaman dan ramah pengunjung. Menurutnya, desain yang memperhatikan kenyamanan pengunjung ini akan mendorong masyarakat untuk lebih sering mengunjungi dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Fasilitas Lengkap dan Ramah Pengguna
Perpustakaan Palnam tidak hanya menawarkan koleksi buku yang lengkap, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung. Terdapat layanan perpustakaan umum, perpustakaan anak, dan perpustakaan khusus difabel. Keberadaan gedung teater menambah nilai tambah perpustakaan ini sebagai pusat kegiatan belajar dan berekreasi.
Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut menunjukkan komitmen Perpustakaan Palnam untuk melayani seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya fasilitas yang inklusif, diharapkan perpustakaan ini dapat menjadi pusat pengetahuan dan budaya yang diakses oleh semua kalangan, tanpa terkecuali.
Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat. Perpustakaan Palnam menjadi contoh nyata bagaimana sebuah perpustakaan dapat menjadi pusat pembelajaran yang modern dan nyaman bagi semua.
Kunjungan dari KITLV-Universitas Leiden ini menjadi bukti pengakuan internasional terhadap kualitas Perpustakaan Palnam. Semoga kunjungan ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kerja sama internasional dan pengembangan perpustakaan di masa depan, sehingga perpustakaan ini dapat terus berperan sebagai pusat informasi dan budaya bagi masyarakat Kalimantan Selatan dan Indonesia.