KKP Dorong Hilirisasi Rumput Laut Non-Hidrokoloid: Buka Peluang Bisnis Miliaran Dolar
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong hilirisasi rumput laut non-hidrokoloid untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan Indonesia di pasar global yang menjanjikan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah gencar mendorong hilirisasi rumput laut non-hidrokoloid. Apa yang dilakukan? Siapa yang terlibat? Di mana kegiatan ini berlangsung? Kapan upaya ini dimulai? Mengapa hilirisasi penting? Dan bagaimana KKP mencapai tujuannya? Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk rumput laut Indonesia di pasar global, yang diyakini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Upaya ini dilakukan di Jakarta dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan akademisi. Program ini telah dimulai dan terus dikembangkan, didorong oleh potensi pasar rumput laut non-hidrokoloid yang sangat menjanjikan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Tornanda Syaifullah, mengungkapkan bahwa hilirisasi rumput laut non-hidrokoloid akan membuka peluang usaha baru yang menjanjikan. Ia menekankan pentingnya diversifikasi produk olahan, seperti suplemen nutrisi, pakan ternak, biostimulan, bioplastik, kosmetik, dan bahan kemasan ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelautan Indonesia dan memperkuat daya saing di pasar internasional.
Potensi pasar global untuk rumput laut non-hidrokoloid memang sangat besar. Precedence Research memproyeksikan nilai pasar biostimulan dan pakan ternak mencapai 4,36 miliar dolar AS pada tahun 2024, dan diperkirakan tumbuh menjadi 12,85 miliar dolar AS pada tahun 2034. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan praktik pertanian berkelanjutan. Bahkan, The World Bank memprediksi pasar rumput laut non-hidrokoloid untuk pakan ternak akan mencapai 1,2 miliar dolar AS pada tahun 2030 dan 6,4 miliar dolar AS pada tahun 2050.
Potensi Rumput Laut Non-Hidrokoloid dan Strategi KKP
KKP menyadari potensi besar rumput laut non-hidrokoloid dan telah mengambil langkah strategis untuk mengembangkan industri pengolahannya. Salah satu langkah tersebut adalah penyusunan peta jalan dan rencana aksi nasional pengembangan industri rumput laut terpadu 2025-2029. Dokumen ini diharapkan dapat memandu pemanfaatan rumput laut Indonesia secara optimal dan inovatif. "Sejatinya rumput laut menawarkan solusi untuk berbagai tantangan industri modern," ujar Tornanda.
Untuk mencapai tujuan tersebut, KKP telah melakukan berbagai upaya, termasuk Focus Group Discussion (FGD) bersama UNIDO dan TSIN. FGD ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, swasta, hingga akademisi. Kolaborasi dan kemitraan diyakini sebagai kunci keberhasilan pengembangan komoditas rumput laut non-hidrokoloid. Hasil FGD ini akan menjadi dasar dalam penyusunan dokumen dan rencana aksi nasional.
Lebih lanjut, Tornanda menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian. Kerjasama ini akan memperkuat sinergi dan memastikan keberhasilan pengembangan industri rumput laut non-hidrokoloid di Indonesia. Dengan demikian, potensi ekonomi yang besar dari komoditas ini dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, telah menekankan pentingnya peningkatan produksi dan kualitas hasil perikanan melalui penerapan program ekonomi biru. Strategi ini dinilai mampu memperkuat daya saing produk kelautan dan perikanan Indonesia di pasar global. Hilirisasi rumput laut non-hidrokoloid menjadi bagian penting dari strategi tersebut.
Kesimpulan
Dorongan KKP terhadap hilirisasi rumput laut non-hidrokoloid merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan Indonesia. Dengan potensi pasar yang sangat besar dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, diharapkan industri pengolahan rumput laut non-hidrokoloid di Indonesia dapat berkembang pesat dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.