KKP dan UNIDO-SECO Jajaki Strategi Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan UNIDO dan SECO untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global melalui peningkatan kualitas, inovasi, dan perluasan pasar.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Swiss Economic Cooperation and Development (SECO) dalam upaya meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global. Kolaborasi ini diluncurkan di Jakarta pada 20 Februari 2024, bertujuan untuk mendukung program prioritas nasional seperti swasembada pangan dan hilirisasi. Inisiatif ini difokuskan pada peningkatan kapasitas pelaku usaha perikanan melalui pelatihan, pendampingan teknis, dan penerapan standar operasional prosedur (SOP).
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, menjelaskan bahwa program Global Quality and Standards Programme (GQSP) menjadi fokus utama kolaborasi ini. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk perikanan unggulan Indonesia, seperti udang, rumput laut, dan bandeng, melalui inovasi, diversifikasi, dan kepatuhan terhadap standar internasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan ekosistem kelautan.
"Kolaborasi ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung program prioritas nasional, seperti swasembada pangan, hilirisasi, dan makan bergizi gratis (MBG)," kata Budi Sulistiyo. Pendampingan dalam penyusunan SOP diarahkan untuk menjadi naskah akademik yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan regulasi terkait standar komoditas, sehingga produk perikanan Indonesia mampu bersaing di pasar global. Upaya ini juga mencakup aktivasi dan promosi merek (branding) untuk produk-produk perikanan unggulan.
Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha Perikanan
Pada tahun 2024, kolaborasi ini telah dilaksanakan di 16 kabupaten/kota di 11 provinsi. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan adalah budidaya rumput laut jenis ulva di Takalar (Sulawesi Selatan), Gunung Kidul (DIY Yogyakarta), dan Buleleng (Bali). Hasilnya, enam kelompok pengolah keripik ulva berhasil meningkatkan mutu produk dan perluasan pasar, bahkan hingga ekspor, dengan peningkatan penjualan mencapai Rp100 juta dan memperoleh investasi dari mitra.
Selain itu, delapan UMKM rumput laut juga telah mendapatkan sertifikasi HACCP, halal, dan PIRT. KKP juga berkolaborasi dengan Badan Riset Nasional (BRIN) dan Koperasi Agar Makmur untuk mengembangkan biostimulan dari rumput laut jenis gracilaria dan sargassum, dengan target produksi 1.000 liter/batch sebagai prebiotik dan pupuk hayati. Inovasi ini mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah rumput laut.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menekankan pentingnya inovasi untuk meningkatkan daya saing produk kelautan dan perikanan nasional. Ia juga mengajak berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk berkolaborasi dalam menghadirkan inovasi di bidang perikanan tangkap, pengolahan, dan budidaya.
Strategi Menuju Pasar Global
Program GQSP yang dijalankan oleh KKP bersama UNIDO dan SECO memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas dan daya saing produk perikanan Indonesia. Dengan fokus pada pelatihan, pendampingan teknis, dan penerapan SOP yang terstandarisasi, program ini membantu pelaku usaha perikanan untuk memenuhi standar internasional dan meningkatkan akses ke pasar global. Penerapan standar mutu produk dan pengemasan yang lebih baik juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Kolaborasi ini juga mendorong inovasi dan diversifikasi produk, sehingga Indonesia dapat menawarkan produk perikanan yang lebih beragam dan menarik bagi pasar internasional. Pengembangan biostimulan dari rumput laut, misalnya, merupakan contoh inovasi yang berkelanjutan dan bernilai ekonomis tinggi. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekonomi sirkular dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Dengan dukungan dari UNIDO dan SECO, KKP berupaya untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia di sektor perikanan. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan program dan dampak positif jangka panjang bagi industri perikanan Indonesia. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di pasar perikanan global.
Keberhasilan program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan pelaku usaha perikanan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan peningkatan kualitas dan daya saing produk perikanan, Indonesia dapat meningkatkan ekspor dan memperkuat posisinya di pasar global.