Kolaborasi Penting: Kupang Menuju Keadilan Reproduksi
Dinas Kesehatan Kota Kupang, NTT, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan keadilan reproduksi, ditandai dengan talkshow yang membahas isu kesehatan reproduksi, kekerasan seksual, dan kesehatan mental.

Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu, 22 Maret 2025, menjadi tuan rumah sebuah talkshow bertajuk "Kupang Menuju Keadilan Reproduksi" Acara yang diinisiasi oleh Tenggara Youth Community dan Yayasan IPAS Indonesia ini menyoroti pentingnya kolaborasi dalam menciptakan kesehatan dan keadilan reproduksi di ibu kota NTT. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai narasumber kompeten dan mendapat apresiasi tinggi dari Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Dina S. Ludji, dari Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kota Kupang, menyampaikan apresiasinya terhadap talkshow tersebut. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan edukasi terkait kesehatan reproduksi, khususnya mengingat acara ini diinisiasi oleh anak muda sebagai agen perubahan dan bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Sedunia pada 8 Maret 2025. Menurutnya, isu-isu krusial seperti kekerasan seksual dan kesehatan mental bagi para penyintas perlu mendapat perhatian serius.
Talkshow ini tidak hanya membahas isu-isu penting, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkenalkan program-program yang telah berjalan. Salah satunya adalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang tersedia di 12 Puskesmas di Kota Kupang. Program ini bertujuan memberikan layanan kesehatan reproduksi komprehensif, termasuk konseling.
Membangun Kolaborasi untuk Keadilan Reproduksi
Dinas Kesehatan Kota Kupang berharap talkshow ini dapat mendorong kolaborasi berkelanjutan dan keberanian dalam menyuarakan isu kesehatan dan keadilan reproduksi. Ke depan, Dinkes Kota Kupang berencana untuk meningkatkan layanan kesehatan mental dengan menjalin kerja sama dengan universitas setempat untuk menghadirkan layanan psikolog di puskesmas. Hal ini menunjukkan komitmen nyata dalam memberikan akses kesehatan reproduksi yang lebih baik.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak sangat penting dalam upaya menciptakan keadilan reproduksi. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan komunitas pemuda menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan yang ada. Dengan demikian, upaya edukasi dan advokasi akan lebih efektif dan menjangkau lebih banyak kalangan.
Salah satu poin penting yang dibahas dalam talkshow adalah pentingnya dukungan psikososial bagi penyintas kekerasan seksual. Layanan konseling dan pendampingan psikologis sangat dibutuhkan untuk membantu mereka memulihkan diri dan menjalani kehidupan yang lebih sehat. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akses terhadap layanan tersebut dapat ditingkatkan.
Para Narasumber yang Berpengalaman
Talkshow “Kupang Menuju Keadilan Reproduksi” menghadirkan narasumber-narasumber berpengalaman dari berbagai latar belakang. Mereka antara lain Adelaide Ratukore dari LBH APIK NTT, Juliana Marlyn Benu, M.Psi, psikolog dan dosen Undana Kupang, Linda Tagie dari Komunitas Lowewini, dan Rinto Kaleka dari mentalmate.id. Kehadiran para ahli ini memberikan wawasan yang komprehensif dan mendalam mengenai isu-isu kesehatan reproduksi.
Pengalaman dan keahlian para narasumber memberikan dimensi yang berbeda dalam diskusi. Mereka tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga berbagi strategi dan solusi praktis untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi di Kota Kupang. Hal ini sangat bermanfaat bagi peserta talkshow dan masyarakat luas.
Dengan adanya berbagai perspektif yang dibagikan, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya kesehatan reproduksi dan keadilan reproduksi. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua orang.
Kesimpulannya, talkshow "Kupang Menuju Keadilan Reproduksi" merupakan langkah penting dalam upaya menciptakan kesehatan dan keadilan reproduksi di Kota Kupang. Kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak sangat krusial untuk keberhasilan program ini. Harapannya, inisiatif ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.