Konsumsi BBM di NTT Diprediksi Naik 6,6 Persen Saat Lebaran 2025
Pertamina memproyeksikan peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline di NTT sebesar 6,6 persen selama Lebaran 2025, terutama karena peningkatan mobilitas masyarakat.

PT Pertamina Patra Niaga Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) memproyeksikan peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Nusa Tenggara Timur (NTT) selama periode Lebaran 2025. Peningkatan ini diperkirakan mencapai 6,6 persen untuk jenis gasoline, terutama didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan mudik dan liburan. Proyeksi ini disampaikan oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, di Kupang pada Selasa.
Menurut Ahad Rahedi, proyeksi peningkatan konsumsi gasoline selama periode Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (Rafi) di NTT mencapai 6,6 persen dari rata-rata normal 1.056 kiloliter per hari. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam permintaan BBM jenis gasoline selama periode libur Lebaran. Pertamina telah mempersiapkan diri untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini.
Namun, proyeksi konsumsi BBM tidak merata di semua jenis. Pertamina memprediksi penurunan konsumsi gasoil sebesar 5,3 persen dari konsumsi normal 3,25 kiloliter per hari. Penurunan ini disebabkan oleh adanya pembatasan operasional kendaraan angkutan barang dan truk selama periode tersebut. Sementara itu, kebutuhan kerosene diprediksi meningkat 4,2 persen dari konsumsi normal 391 kiloliter per hari, dan LPG nonsubsidi meningkat 9,6 persen dari normal harian tujuh metrik ton.
Persiapan Pertamina Hadapi Lonjakan Konsumsi BBM
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan dan Idul Fitri (Rafi) untuk memastikan kesiapan pasokan energi di seluruh wilayah kerja NTT. Satgas ini beroperasi mulai 17 Maret 2025 hingga 13 April 2025, mencakup periode Ramadhan dan Idul Fitri. Langkah ini diambil untuk mendukung kelancaran aktivitas masyarakat, pariwisata, dan transportasi selama periode tersebut, baik darat maupun udara.
Pertamina memperkirakan puncak arus mudik di NTT akan terjadi pada tanggal 23-30 Maret 2025, sementara puncak arus balik diperkirakan pada tanggal 5-8 April 2025. Dengan mempertimbangkan prediksi ini, Pertamina telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan ketersediaan BBM tercukupi dan distribusi berjalan lancar selama periode arus mudik dan balik Lebaran.
"Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan mudik dan liburan," kata Ahad Rahedi menjelaskan alasan proyeksi peningkatan konsumsi gasoline. Pernyataan ini menekankan faktor utama di balik proyeksi peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline di NTT selama Lebaran 2025.
Rincian Proyeksi Konsumsi BBM di NTT Selama Lebaran 2025
Berikut rincian proyeksi konsumsi BBM di NTT selama periode Satgas Rafi:
- Gasoline: Peningkatan 6,6 persen dari rata-rata normal 1.056 kiloliter per hari.
- Gasoil: Penurunan 5,3 persen dari konsumsi normal 3,25 kiloliter per hari.
- Kerosene: Peningkatan 4,2 persen dari konsumsi normal 391 kiloliter per hari.
- LPG Nonsubsidi: Peningkatan 9,6 persen dari normal harian tujuh metrik ton.
Pertamina memastikan kesiapan menghadapi potensi lonjakan permintaan BBM ini. Dengan pembentukan Satgas Rafi dan antisipasi terhadap puncak arus mudik dan balik, diharapkan distribusi BBM di NTT tetap lancar selama periode Lebaran 2025.
Pertamina berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat NTT selama Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan, diharapkan perayaan Lebaran dapat berjalan lancar tanpa kendala pasokan BBM.