KPAI Apresiasi Penghentian Pabrik RDF Rorotan: ISPA Anak Berangsur Membaik
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengapresiasi penghentian uji coba pabrik RDF Rorotan karena telah menyebabkan anak-anak di sekitarnya mengalami ISPA; kesehatan anak-anak kini berangsur membaik.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan apresiasi atas penghentian uji coba pabrik Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta. Penghentian ini dilakukan setelah muncul dugaan bahwa asap dari pabrik tersebut menyebabkan sejumlah anak di sekitar lokasi mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Keputusan ini diambil setelah KPAI menerima banyak aduan dan melakukan pengecekan lapangan di beberapa lokasi sekitar pabrik.
Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, menyatakan bahwa sejak penghentian uji coba pabrik selama satu minggu, kondisi kesehatan anak-anak yang sebelumnya mengalami ISPA telah menunjukkan perbaikan signifikan. Anak-anak yang sebelumnya dirawat di rumah sakit telah kembali pulang, dan mereka yang hanya berobat jalan tidak lagi memerlukan perawatan. Perbaikan ini menjadi bukti nyata dampak negatif asap pabrik terhadap kesehatan anak.
KPAI menyampaikan terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta atas kebijakan penghentian sementara uji coba pabrik pengolahan sampah tersebut. Langkah ini dinilai sebagai bentuk perhatian serius pemerintah terhadap kesehatan anak dan perlindungan hak-hak mereka. KPAI menekankan pentingnya prioritas kesehatan anak di atas aspek ekonomi dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan.
Dampak Pabrik RDF terhadap Kesehatan Anak
KPAI menerima banyak aduan dari warga sekitar pabrik RDF Rorotan mengenai dampak buruk terhadap kesehatan anak-anak mereka. Aduan tersebut meliputi gejala ISPA seperti batuk, pilek, mata perih, dan demam berkepanjangan. KPAI melakukan pengecekan lapangan di Kompleks Jakarta Garden City (JGC) dan Kampung Karang Tengah Cilincing untuk memverifikasi laporan tersebut.
"Pengaduan warga pada KPAI, anak-anak mengalami batuk, pilek, mata perih, dan demam yang berkepanjangan," ujar Jasra Putra. Kondisi ini menunjukkan dampak serius polusi udara dari pabrik RDF terhadap kesehatan anak-anak yang tinggal di sekitarnya. KPAI pun mendesak agar aspek kemanusiaan diprioritaskan dalam setiap kebijakan yang berpotensi mengancam kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.
Masyarakat setempat juga menyuarakan keprihatinan mereka, menekankan bahwa kualitas udara di Rorotan tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi, tetapi juga dari dampak kemanusiaan yang lebih luas. "Hak sehat dan menghirup udara segar adalah hak publik," tegas Jasra Putra, mewakili suara masyarakat yang menginginkan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak.
Perbaikan Kesehatan Anak dan Harapan KPAI
Setelah penghentian uji coba pabrik RDF, kondisi kesehatan anak-anak di sekitar lokasi menunjukkan peningkatan yang signifikan. Anak-anak sudah dapat kembali beraktivitas seperti biasa, bermain di ruang terbuka tanpa mengalami gejala ISPA. Mereka tidak lagi menderita mual, sakit tenggorokan, batuk, dan pilek seperti sebelumnya. Kehadiran anak-anak di sekolah juga kembali normal.
"Semenjak seminggu uji coba (pabrik RDF) dihentikan, anak-anak tidak lagi berobat jalan, dan anak-anak yang di rumah sakit sudah kembali pulang," ungkap Jasra Putra. Perbaikan ini menjadi bukti nyata bahwa penghentian uji coba pabrik RDF telah memberikan dampak positif terhadap kesehatan anak-anak di sekitar lokasi.
KPAI berharap situasi kondusif ini dapat dipertahankan oleh semua pihak. KPAI juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah dan pemerintah daerah dalam mewujudkan kualitas kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap anak, sesuai amanat Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan perlindungan kesehatan anak-anak di masa mendatang.
KPAI fokus pada kepentingan terbaik untuk anak, dan akan terus mengawasi situasi ini untuk memastikan kesehatan anak-anak tetap terjaga. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan, dan pemerintah dapat lebih memperhatikan dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.