KPAI Desak Relokasi Anak Korban Likuefaksi Bogor, Bantuan Dinilai Minim
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah untuk segera merelokasi anak-anak yang terdampak likuifaksi di Bogor, Jawa Barat, serta meningkatkan bantuan yang dinilai masih minim.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah untuk segera merelokasi anak-anak yang menjadi korban bencana alam likuifaksi di Desa Bojong Koneng dan Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Anggota KPAI, Diyah Puspitarini, menyatakan keprihatinannya atas kondisi tersebut dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 20 Maret 2023. Pernyataan ini disampaikan setelah KPAI melakukan kunjungan langsung ke lokasi bencana untuk melihat kondisi anak-anak yang terdampak.
Menurut KPAI, hingga saat ini belum ada relokasi yang dilakukan pemerintah untuk para korban, termasuk anak-anak. Selain itu, bantuan yang diberikan juga dinilai sangat minim dan belum memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak yang terdampak. "Sampai sekarang belum ada relokasi dari pemerintah dan minim bantuan," ungkap Diyah Puspitarini.
Kunjungan KPAI ke Desa Karang Tengah menemukan fakta bahwa terdapat 11 anak yang rumahnya mengalami likuifaksi dan kini tinggal di pos pengungsian. Meskipun data jumlah anak terdampak di seluruh wilayah Bogor belum terpusat, KPAI menyoroti dampak psikologis yang mengkhawatirkan bagi anak-anak korban bencana ini, terutama di Desa Bojong Koneng dimana 168 jiwa dari 43 kepala keluarga, termasuk anak-anak, harus mengungsi akibat likuifaksi.
Relokasi dan Pemenuhan Hak Anak Menjadi Prioritas
KPAI menekankan pentingnya relokasi sebagai langkah utama dalam penanganan dampak likuifaksi terhadap anak-anak. Relokasi dinilai krusial untuk memberikan rasa aman dan kepastian tempat tinggal bagi anak-anak yang terdampak. Selain relokasi, pemenuhan hak-hak dasar anak juga menjadi sorotan utama KPAI. Anak-anak korban bencana berhak mendapatkan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
KPAI mengapresiasi upaya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang telah memprioritaskan penyelamatan anak-anak dalam proses evakuasi. Namun, KPAI juga menekankan perlunya penanganan yang lebih spesifik dan terarah untuk anak-anak dalam situasi darurat. Hal ini meliputi penyediaan fasilitas pengungsian yang ramah anak, ruang bermain dan belajar yang aman, serta layanan psikososial untuk membantu anak-anak mengatasi trauma yang mungkin dialaminya.
Diyah Puspitarini menambahkan, "Kami hadir untuk memastikan anak-anak mendapatkan perlindungan maksimal. Mereka sangat rentan terhadap dampak bencana, baik dari segi fisik, psikologis, maupun akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan. Kami mendorong agar perhatian kepada anak-anak menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana." KPAI berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk merelokasi dan memenuhi kebutuhan anak-anak korban likuifaksi di Bogor.
Dampak Likuefaksi terhadap Anak-Anak
Bencana likuifaksi di Bogor telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak-anak. Banyak anak kehilangan tempat tinggal dan harus tinggal di pengungsian dalam kondisi yang kurang memadai. Kondisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental anak-anak. Selain itu, terganggunya akses pendidikan dan layanan kesehatan juga dapat menghambat perkembangan anak-anak di masa depan.
KPAI mencatat perlunya penanganan khusus untuk mengatasi trauma psikologis yang mungkin dialami anak-anak akibat bencana. Layanan konseling dan psikososial sangat dibutuhkan untuk membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis yang ditimbulkan oleh bencana likuifaksi. Perhatian dan penanganan yang tepat sangat penting untuk memastikan anak-anak dapat pulih dan kembali menjalani kehidupan normal.
Kehilangan rumah dan lingkungan yang familiar dapat menimbulkan trauma mendalam bagi anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk menyediakan dukungan psikososial yang memadai agar anak-anak dapat melewati masa sulit ini dengan baik. Dukungan ini meliputi konseling, terapi bermain, dan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu anak-anak mengekspresikan perasaan mereka.
Peran Pemerintah dan Lembaga Terkait
Pemerintah dan lembaga terkait memiliki peran penting dalam memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak korban likuifaksi di Bogor. Relokasi segera dan penyediaan tempat tinggal yang layak menjadi langkah awal yang krusial. Selain itu, perlu juga memastikan akses anak-anak terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan dukungan psikososial.
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi internasional sangat penting untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif. Penting untuk memastikan bahwa setiap anak korban likuifaksi mendapatkan perlindungan dan dukungan yang dibutuhkan untuk dapat pulih dari trauma dan membangun kembali kehidupan mereka.
KPAI berharap agar pemerintah dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi anak-anak korban likuifaksi di Bogor. Perhatian dan penanganan yang tepat akan menentukan masa depan anak-anak ini dan memastikan mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Ke depannya, penting untuk memperkuat sistem mitigasi bencana dan memastikan perlindungan khusus bagi anak-anak dalam menghadapi bencana alam. Pembelajaran dari bencana likuifaksi ini harus menjadi dasar untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap bencana di masa mendatang, khususnya dalam hal perlindungan anak.