KPC Pertahankan Keanekaragaman Hayati di Mangrove Tanjung Bara, Kalimantan Timur
PT Kaltim Prima Coal (KPC) berkomitmen menjaga keanekaragaman hayati di kawasan mangrove Tanjung Bara, Kalimantan Timur, sebagai bagian dari praktik pertambangan yang bertanggung jawab.

PT Kaltim Prima Coal (KPC), bagian dari PT Bumi Resources Tbk, perusahaan batubara terbesar di Indonesia, menunjukkan komitmen kuatnya dalam pengelolaan lingkungan dan pelestarian keanekaragaman hayati. Hal ini dibuktikan dengan upaya pelestarian kawasan mangrove Tanjung Bara di Kalimantan Timur. Kawasan seluas 382,92 hektare ini menjadi bukti nyata bagaimana perusahaan pertambangan dapat berdampingan dengan kelestarian alam.
Komitmen KPC ini sejalan dengan kebijakan Keselamatan Pertambangan, Lingkungan Hidup, dan Keamanan (KPLK). Kebijakan ini diimplementasikan dalam berbagai prosedur yang mengatur setiap tahapan kegiatan pertambangan, mulai dari perencanaan hingga pasca tambang, termasuk pengelolaan keanekaragaman hayati. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) KPC yang seluas 61.453 hektare diapit oleh Taman Nasional Kutai dan kawasan mangrove di Selat Makassar, menjadikan wilayah ini sangat strategis untuk pelestarian lingkungan.
General Manager Health, Safety, Environment & Security PT KPC, Kris Pranoto, menekankan pentingnya keanekaragaman hayati sebagai indikator keberhasilan reklamasi tambang. "Pendekatan kami terkait pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam mengacu pada kebijakan KPLK," ujar Kris Pranoto. KPC telah menetapkan berbagai kawasan konservasi seluas 2.040,70 hektare, termasuk Kawasan Konservasi Mangrove Tanjung Bara yang menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian ini. Kawasan ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Kawasan Konservasi Mangrove Tanjung Bara: Benteng Keanekaragaman Hayati
Kawasan Konservasi Mangrove Tanjung Bara terletak di Desa Gembara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Kawasan ini didominasi oleh jenis mangrove rhizophora sp., sonneratia sp., dan ceriops tagal, dengan biomassa lebih dari 10 ton/ha dan serapan karbon lebih dari 5 ton C/ha/tahun. Hal ini menjadikan kawasan ini sebagai penyerap karbon yang signifikan dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim.
Keberadaan kawasan ini juga sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai spesies. Kawasan ini menjadi habitat bagi spesies endemik seperti bekantan dan orangutan, lebih dari 69 spesies burung, dan sekitar 9 spesies mamalia yang dilindungi. Mangrove Tanjung Bara juga menyediakan pangan dan nutrisi bagi biota akuatik, menciptakan iklim yang kondusif, serta menghubungkan ekosistem darat, laut, dan air tawar.
Bagi masyarakat sekitar, khususnya nelayan, mangrove juga berperan penting sebagai penopang perekonomian. Keberadaan mangrove yang lestari memastikan keberlanjutan mata pencaharian mereka. KPC menyadari pentingnya peran mangrove ini dan berkomitmen untuk melestarikannya.
KPC dan Komitmen Berkelanjutan
KPC tidak hanya fokus pada pelestarian Kawasan Konservasi Mangrove Tanjung Bara, tetapi juga menerapkan praktik-praktik terbaik dalam pertambangan. Perusahaan ini terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan kontribusi positif terhadap ekonomi dan sosial. "Dengan menerapkan praktik-praktik terbaik dalam pertambangan, kami terus berinovasi dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta memaksimalkan kontribusi positif terhadap ekonomi dan sosial, baik bagi perusahaan maupun masyarakat di mana kami beroperasi," tambah Kris Pranoto.
Upaya KPC dalam menjaga keanekaragaman hayati di kawasan mangrove Tanjung Bara merupakan contoh nyata bagaimana perusahaan pertambangan dapat menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Komitmen ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat sekitar dan perekonomian daerah. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menerapkan praktik serupa dalam upaya pelestarian lingkungan.
Melalui berbagai program konservasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, KPC berharap dapat terus menjaga kelestarian kawasan mangrove Tanjung Bara dan keanekaragaman hayati di dalamnya untuk generasi mendatang. Ini merupakan bukti nyata bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.
Dengan menetapkan kawasan bernilai konservasi tinggi, termasuk Kawasan Konservasi Mangrove Tanjung Bara, KPC menunjukkan komitmen nyata dalam menjaga keseimbangan antara kegiatan pertambangan dan pelestarian lingkungan. Langkah ini merupakan contoh baik bagi industri pertambangan lainnya untuk menerapkan praktik-praktik berkelanjutan.