Kubu Raya dan BPJN PUPR Jalin Kerja Sama Tangani Dampak Banjir Sungai Ambawang
Pemkab Kubu Raya dan BPJN PUPR berkolaborasi menangani kerusakan infrastruktur jalan di Kecamatan Sungai Ambawang akibat banjir, khususnya di Desa Lingga, Teluk Bakung, dan Pancaroba, guna memastikan kelancaran akses masyarakat menjelang Lebaran.

Banjir yang melanda Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan di tiga desa, yaitu Lingga, Teluk Bakung, dan Pancaroba. Kerusakan ini terjadi pada bulan lalu dan berdampak signifikan terhadap mobilitas warga dan distribusi logistik. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya (Pemkab Kubu Raya) langsung bertindak cepat dengan menggandeng Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengatasi masalah ini, terutama menjelang arus mudik Lebaran Idul Fitri.
"Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan infrastruktur jalan yang rusak akibat banjir dapat segera diperbaiki, terutama menjelang arus mudik Lebaran," ungkap Bupati Kubu Raya, Sujiwo, di Sungai Raya, Selasa (11/3).
Pemkab Kubu Raya telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani dampak banjir dan memastikan aksesibilitas masyarakat tetap terjaga. Koordinasi intensif dengan BPJN terus dilakukan untuk mempercepat proses perbaikan infrastruktur jalan yang rusak.
Penanganan Darurat dan Perbaikan Jangka Panjang
BPJN Kalimantan, melalui perwakilannya Sofyan, menjelaskan langkah-langkah awal yang telah dilakukan. Pihaknya telah melakukan penutupan lubang jalan dan pengerukan sungai untuk memperlancar aliran air. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak banjir lebih lanjut dan mempercepat proses perbaikan jalan.
"Kami akan mengusulkan dana tanggap darurat untuk memperbaiki bahu jalan dengan penimbunan pasir dalam geomet. Selanjutnya, kami akan menggelar material sirtu untuk mempercepat pengeringan jalan sehingga arus lalu lintas kembali normal," jelas Sofyan. Penggunaan material sirtu diharapkan dapat mempercepat proses pengeringan jalan dan mengembalikan fungsi jalan sesegera mungkin.
Sofyan juga menambahkan bahwa pada Januari lalu, BPJN telah melakukan peninggian jalan sepanjang 280 meter di titik yang sering terdampak banjir. Peninggian jalan ini terbukti efektif mengurangi genangan dan kemacetan. Langkah ini menunjukkan upaya preventif yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang.
Pemilihan material dan metode perbaikan jalan mempertimbangkan kondisi lapangan dan kebutuhan mendesak untuk mengembalikan aksesibilitas jalan. Prioritas utama adalah memastikan kelancaran arus lalu lintas, terutama menjelang periode mudik Lebaran.
Antisipasi Kemacetan dan Gangguan Distribusi Logistik
Bupati Sujiwo menekankan pentingnya perbaikan jalan yang cepat. Ia khawatir jika perbaikan terlambat, akan terjadi kemacetan parah yang berdampak pada mobilitas warga dan distribusi logistik. Kemacetan dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah tersebut.
Kerja sama antara Pemkab Kubu Raya dan BPJN diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif banjir terhadap masyarakat. Perbaikan infrastruktur jalan yang cepat dan efektif akan memastikan kelancaran aktivitas masyarakat dan mencegah gangguan distribusi logistik, terutama menjelang Lebaran.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan lancar tanpa hambatan akibat kerusakan jalan. Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi dampak bencana dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Perbaikan jalan yang dilakukan tidak hanya bersifat sementara, namun juga mempertimbangkan solusi jangka panjang untuk mencegah kerusakan yang sama di masa mendatang. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk membangun infrastruktur yang lebih tangguh dan tahan terhadap bencana.
Kesimpulan
Kerja sama antara Pemkab Kubu Raya dan BPJN PUPR dalam menangani dampak banjir di Sungai Ambawang merupakan langkah penting dalam memastikan kelancaran aksesibilitas masyarakat dan mencegah dampak ekonomi yang lebih luas. Perbaikan infrastruktur jalan yang terdampak banjir menjadi prioritas utama, terutama menjelang arus mudik Lebaran. Komitmen kedua pihak dalam mengatasi masalah ini diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan.