Kurs Rupiah Rp8.170 di Google: Serangan Peretas?
Nilai tukar rupiah di Google yang tidak wajar, Rp8.170 per USD, diduga sebagai serangan peretas, sementara data resmi menunjukkan angka Rp16.305, memicu investigasi dan koordinasi dengan Google Indonesia.

Aneh! Kurs Rupiah Rp8.170 di Google, Benarkah?
Sabtu lalu, banyak pengguna Google terkejut melihat kurs rupiah yang tertera di laman pencarian Google mencapai Rp8.170,65 per dolar AS. Angka ini jauh berbeda dari nilai tukar resmi yang berada di angka Rp16.305 per dolar AS berdasarkan penutupan perdagangan Jumat (31/1). Kejanggalan ini langsung memicu spekulasi, termasuk dugaan serangan peretas.
Dugaan Serangan Peretas dan Motivasi di Baliknya
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menduga kuat data tersebut merupakan ulah para peretas. Menurutnya, ini bisa jadi bentuk ekspresi kekecewaan. Asumsi ini muncul mengingat target Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Ibrahim berpendapat, angka Rp8.170 mungkin merupakan cara peretas menyindir, menunjukkan potensi nilai rupiah jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target tersebut pada 2025.
Perbedaan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi
Namun, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia beragam. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan di kisaran 4,8 persen-5,1 persen, sementara Kementerian Keuangan memproyeksikan 5,2 persen. Bahkan, BI sempat merevisi proyeksi ke angka 3,3 persen. Kondisi ekonomi, terutama kelas menengah ke bawah, masih menghadapi tantangan, seperti potensi lonjakan pengangguran. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tersentralisasi juga dipertanyakan efektivitasnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan sulit dicapai jika konsumsi masyarakat naik namun investasi stagnan.
Dampak Gejolak Ekonomi Global
Situasi ekonomi global juga tak kalah berpengaruh. Kebijakan Presiden AS Donald Trump, seperti ancaman perang dagang dengan beberapa negara (Tiongkok, Eropa, Kanada, dan Meksiko), dan ancaman denda 100 persen bagi negara BRICS yang tak menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional, turut memicu ketidakpastian. Keputusan Federal Reserve mempertahankan suku bunga meskipun Trump mendesak penyesuaian, semakin menambah kompleksitas situasi. Gejolak ekonomi inilah yang diduga menjadi pemicu para peretas memanipulasi data kurs rupiah.
Tanggapan Resmi dan Langkah Selanjutnya
Ibrahim Assuaibi memperkirakan, kejanggalan ini hanya sementara, dan kurs rupiah di Google akan kembali normal pada hari Senin. Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa angka Rp8.100-an per dolar AS di Google tidaklah akurat. Data BI sendiri mencatat kurs Rp16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025. BI sedang berkoordinasi dengan Google Indonesia untuk melakukan koreksi.
Kesimpulan
Kejadian ini menyoroti pentingnya validasi informasi, terutama dari sumber resmi. Meskipun dugaan serangan peretas cukup kuat, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap kebenaran di balik data kurs rupiah yang tidak wajar di Google. Koordinasi antara Bank Indonesia dan Google Indonesia diharapkan segera menghasilkan solusi dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.