Kurs Rupiah, Yield Obligasi AS, dan Dampaknya pada Pasar Saham Indonesia
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi pasar saham Indonesia masih akan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs rupiah, imbal hasil obligasi AS, dan kebijakan global, sehingga investor disarankan bersikap selektif.

Kurs Rupiah dan Yield Obligasi AS Pengaruhi Pasar Saham Indonesia
Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Wisnubroto, menjelaskan bahwa pasar saham Indonesia masih akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan imbal hasil obligasi AS. Kedua faktor ini akan berdampak signifikan pada aliran modal asing (foreign capital flows) di Indonesia.
Menurut Rully, yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (31/1), "Pergerakan ke depan masih dipengaruhi oleh pergerakan rupiah, dan imbal hasil US Treasury, yang juga berdampak kepada foreign capital flows."
Kebijakan Global dan Sikap Wait and See
Selain itu, pelaku pasar masih akan cenderung menunggu dan melihat (wait and see) terkait kebijakan Presiden AS Donald Trump, khususnya mengenai rencana atau ancaman penerapan tarif impor pada beberapa negara mitra dagang utama AS. Rully menambahkan, "Dalam beberapa waktu ke depan, pasar akan sangat dipengaruhi oleh global."
Rekomendasi Selektifitas Investasi
Menimbang kondisi ini, Rully merekomendasikan agar pelaku pasar lebih selektif dalam berinvestasi. Ia menyarankan, "Saat ini, menurut saya lebih baik selektif, melihat kecenderungan aktivitas investor asing."
Kebijakan Moneter BI dan The Fed
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan sangat berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneternya. Sementara itu, The Fed (bank sentral AS) pada 29 Januari 2025 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,25-4,50 persen. Keputusan ini diambil meskipun Presiden AS Donald Trump mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga guna memacu pertumbuhan ekonomi AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga dalam pertemuan berikutnya.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia masih sangat rentan terhadap berbagai faktor eksternal, terutama pergerakan nilai tukar rupiah dan yield obligasi AS, serta kebijakan ekonomi global. Oleh karena itu, strategi investasi yang selektif dan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut menjadi sangat penting bagi para investor.