Layanan Pendidikan Kesetaraan di Lapas Kendari: Memberdayakan Warga Binaan Lewat Ilmu
Puluhan warga binaan Lapas Kendari mengikuti pendidikan kesetaraan Paket B dan C, berkolaborasi dengan SKB Kota Kendari, untuk mendapatkan kesempatan belajar dan bekal keterampilan guna menjalani kehidupan yang lebih baik setelah keluar dari penjara.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Puluhan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak Oktober 2024, mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan kesetaraan Paket B (setingkat SMP) dan Paket C (setingkat SMA) berkat kerjasama antara Lapas Kendari dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Kendari. Program ini diinisiasi untuk memenuhi hak pendidikan warga binaan sesuai Pasal 31 ayat 1 UUD 1945, memberikan mereka kesempatan belajar meskipun berada di balik jeruji besi, dan membekali mereka dengan keterampilan untuk masa depan yang lebih baik. Inisiatif ini menjawab kebutuhan akan pendidikan bagi warga binaan yang memiliki keterbatasan akses pendidikan formal.
Kelas-kelas pendidikan kesetaraan ini diadakan dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Para warga binaan, beberapa di antaranya memiliki tato di tangan, terlihat antusias mengikuti pelajaran dan aktif bertanya kepada pengajar dari SKB. Hal ini menunjukkan semangat belajar yang tinggi di tengah keterbatasan mereka.
Program ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam memberikan akses pendidikan bagi seluruh warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani masa hukuman. Kerjasama antara Lapas Kendari dan SKB Kota Kendari menjadi contoh nyata sinergi antar lembaga untuk mencapai tujuan mulia ini, khususnya dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
Pendidikan Kesetaraan: Kesempatan Kedua bagi Warga Binaan
Kepala Satuan SKB Kota Kendari, Sarjan, menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang diberikan sama dengan kurikulum Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Namun, pendekatan pengajarannya disesuaikan dengan kondisi psikologis warga binaan, dengan mengedepankan metode persuasif dan memotivasi agar mereka tetap bersemangat belajar.
Para pengajar tidak hanya fokus pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga berupaya membangun semangat dan motivasi belajar para warga binaan. Hal ini penting agar mereka dapat menyerap materi dengan baik dan menjadikan pendidikan sebagai bekal untuk masa depan.
Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan warga binaan dapat mengubah pola pikir dan melihat pendidikan sebagai kunci untuk memperbaiki diri dan kehidupan mereka setelah bebas nanti. Pendidikan kesetaraan ini melengkapi berbagai pelatihan keterampilan yang telah mereka ikuti di lapas.
"Meskipun pesertanya adalah narapidana, materi pembelajaran sama dengan yang diterapkan dalam lingkup SKB, yakni menggunakan kurikulum yang diacu dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," jelas Sarjan.
Menyambut Hardiknas 2025 dengan Semangat Belajar
Data di Lapas Kendari menunjukkan masih banyak warga binaan yang tertinggal dalam pendidikan formal. Oleh karena itu, kelas-kelas khusus ini dirancang untuk memberikan kesempatan belajar bagi mereka yang memiliki keterbatasan pendidikan sebelumnya.
Kepala Lapas Kelas IIA Kendari, Herman Mulawarman, menyampaikan bahwa antusiasme warga binaan sangat tinggi. Program ini sangat bermakna, terutama bagi mereka yang buta huruf atau tidak bisa berbahasa Indonesia. Pendidikan kesetaraan ini membantu mereka menguasai keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, serta meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia.
Selain pendidikan kesetaraan Paket B dan C, Lapas Kendari juga memfasilitasi warga binaan yang sedang menempuh pendidikan S1 untuk menyelesaikan studinya, termasuk ujian skripsi. Beberapa bulan lalu, ujian skripsi bahkan dilaksanakan di dalam lapas.
"Semangat warga binaan untuk ikut dalam pendidikan itu sangat tinggi dan menyambut baik para tenaga pengajar atau tutor yang datang dua kali dalam sepekan ke lapas," ujar Herman Mulawarman.
Jumlah peserta pendidikan kesetaraan Paket B adalah 25 orang, sedangkan Paket C sebanyak 40 orang.
Layanan Pendidikan Inklusif: Wujud Negara Hadir
Program pendidikan kesetaraan di Lapas Kendari merupakan bukti nyata hadirnya negara dalam memberikan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang status sosial. Kerjasama antara Lapas dan SKB Kota Kendari menjadi contoh yang baik dalam memberikan kesempatan belajar bagi warga binaan, memberdayakan mereka dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan yang lebih baik.
Pendidikan kesetaraan ini tidak hanya memberikan ijazah, tetapi juga bekal keterampilan hidup yang dapat membantu mereka beradaptasi dan berkontribusi positif di masyarakat setelah menjalani masa hukuman.