Pesantren Kilat di Lapas Kupang: Bina Iman, Jalin Harmoni
Lembaga Pemasyarakatan Kupang menyelenggarakan pesantren kilat bagi warga binaan muslim selama Ramadhan untuk meningkatkan pemahaman agama dan menciptakan suasana kondusif.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar program pesantren kilat bagi 40 warga binaan muslim. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dari Selasa (11/3) hingga Kamis (12/3), ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam di lingkungan Lapas. Program ini merupakan kolaborasi Lapas Kupang dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Kupang melalui Bimas Islam, menghadirkan para penyuluh agama sebagai pembimbing.
Kepala Lapas Kelas II A Kupang, Antonius Jawa Gili, menjelaskan bahwa pesantren kilat ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi warga binaan. "Program pendidikan pesantren kilat bertujuan untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan tentang ajaran-ajaran agama Islam yang nantinya bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama di lapas ini," ujar Antonius dalam keterangannya di Kupang, Kamis (14/3).
Kegiatan pesantren kilat diisi dengan berbagai program keagamaan, termasuk pengajian, tadarus Al-Qur'an, sesi konseling, salat Tarawih berjamaah, dan diakhiri dengan buka puasa bersama. Antonius berharap kegiatan ini tidak hanya bersifat sementara, melainkan berkelanjutan melalui kerja sama yang lebih formal dengan Kementerian Agama Kota Kupang.
Membina Iman dan Karakter Warga Binaan
Kegiatan pesantren kilat di Masjid At-Taubah Lapas Kupang ini mendapat sambutan positif dari warga binaan. Mereka antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam. Para penyuluh agama memberikan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, membantu warga binaan merenungkan makna ibadah dan membangun karakter positif.
Salah satu warga binaan, sebut saja Andi (nama samaran), mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan mengikuti pesantren kilat. Ia merasa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan memperbaiki diri selama menjalani masa pidana. "Saya merasa lebih tenang dan damai setelah mengikuti pesantren kilat ini," ujarnya.
Selain aspek keagamaan, program ini juga diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis dan kondusif di dalam Lapas. Dengan pemahaman agama yang lebih baik, diharapkan warga binaan dapat lebih mudah beradaptasi dan hidup berdampingan dengan sesama warga binaan lainnya.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk karakter warga binaan agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik setelah bebas nanti. Pendidikan agama diharapkan dapat menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan di masyarakat.
Harapan Keberlanjutan Program
Kepala Lapas Kupang, Antonius Jawa Gili, menekankan pentingnya keberlanjutan program pesantren kilat ini. Ia berharap kerja sama dengan Kementerian Agama Kota Kupang dapat terus ditingkatkan untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di masa mendatang. "Kegiatan ini penting untuk dilakukan lagi demi meningkatkan pengetahuan agama Islam serta pembentukan karakter warga binaan, sehingga kelak bisa menjadi bekal berharga ketika sudah bebas dari lapas," tegasnya.
Dengan adanya program pesantren kilat ini, Lapas Kupang tidak hanya fokus pada aspek pembinaan keamanan dan ketertiban, tetapi juga memperhatikan aspek pembinaan mental dan spiritual warga binaan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis dan rehabilitatif.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia untuk lebih memperhatikan aspek pembinaan keagamaan bagi warga binaan. Pembentukan karakter dan pemahaman agama yang kuat sangat penting untuk membantu warga binaan kembali berintegrasi dengan masyarakat setelah menjalani masa pidananya.
Melalui kerja sama yang baik antara Lapas dan Kementerian Agama, diharapkan program-program pembinaan keagamaan bagi warga binaan dapat terus ditingkatkan dan memberikan dampak positif yang lebih luas.
Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata komitmen Lapas Kupang dalam memberikan pembinaan yang komprehensif bagi warga binaan, tidak hanya dari segi keamanan dan keterampilan, tetapi juga dari segi spiritual dan mental.