Lapas Batam Gelar Khatam Al Quran, Perkuat Keimanan Warga Binaan Selama Ramadhan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Batam menggelar program khatam Al Quran dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya selama Ramadhan untuk memperkuat keimanan warga binaan.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Batam, Kepulauan Riau, menggelar program khatam Al Quran dan berbagai kegiatan keagamaan selama bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan warga binaan. Program ini melibatkan 46 warga binaan dari total 1.009 penghuni Lapas Batam, sebagian besar beragama Islam. Kegiatan ini berlangsung selama Ramadhan penuh, dibimbing oleh petugas Lapas dan bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama Kota Batam.
Kepala Lapas Batam, Yugo Indra Wicaksi, menjelaskan bahwa program pembinaan kepribadian selama Ramadhan difokuskan pada ibadah, termasuk tadarus Al Quran, shalat, dan pembelajaran agama Islam. "Untuk kegiatan Ramadhan, kami perkuat bidang pembinaan kepribadian menyangkut warga binaan dengan ibadah, tadarus, ibadah belajar mengaji, belajar shalat dengan baik dan benar," ujar Kalapas Batam Yugo Indra Wicaksi di Batam, Jumat.
Selain khatam Al Quran, berbagai kegiatan lain juga diselenggarakan, seperti hadroh, pembelajaran fardu kifayah, majelis taklim, lomba adzan, lomba tilawah, dan lomba kuliah tujuh menit (kultum). Tidak semua warga binaan dapat mengikuti seluruh program ini, karena adanya seleksi dan keterbatasan tempat, waktu, serta juri.
Pembinaan Spiritual Warga Binaan
Program khatam Al Quran dan kegiatan keagamaan lainnya merupakan bagian penting dari proses rehabilitasi warga binaan di Lapas Batam. Kegiatan ini diharapkan mampu menyentuh hati para warga binaan, mendorong mereka untuk menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan berkontribusi positif.
Yugo Indra Wicaksi menekankan pentingnya pembinaan spiritual dalam proses pembinaan warga binaan. "Pembinaan kepribadian khususnya program peningkatan ketakwaan menjadi bagian yang sangat penting dalam proses rehabilitasi warga binaan," katanya. Ia berharap program ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memperkokoh ilmu agama warga binaan.
Dengan mengikuti program keagamaan ini, diharapkan para warga binaan dapat memperoleh pemahaman agama yang lebih mendalam dan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk membentuk karakter dan kepribadian yang lebih baik, sehingga mereka dapat hidup lebih bertanggung jawab setelah menjalani masa pidananya.
Kerja Sama dengan NU Kota Batam
Lapas Batam tidak hanya mengandalkan petugas internal dalam pelaksanaan program keagamaan ini. Mereka juga menjalin kerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) Kota Batam untuk memberikan pembinaan dan pengajaran agama kepada warga binaan. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas program pembinaan keagamaan di Lapas Batam.
Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi para warga binaan. Keterlibatan NU Kota Batam juga dapat memberikan perspektif dan pendekatan yang lebih luas dalam pembinaan keagamaan, sehingga program ini dapat lebih relevan dan bermanfaat bagi para warga binaan.
Para pemateri yang berasal dari berbagai latar belakang diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan yang beragam kepada warga binaan. Hal ini penting untuk memperkaya pemahaman agama dan memberikan inspirasi bagi warga binaan dalam menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Harapan untuk Masa Depan
Yugo berharap para warga binaan dapat mengikuti program dengan sungguh-sungguh. "Kami harapkan mereka yang menjalani masa pidana di lapas dapat dengan sungguh-sungguh mengikuti program yang ada, sehingga ilmu dan pengalamannya dapat bermanfaat," ujarnya. Ia juga berharap program ini dapat membantu para warga binaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas nanti.
Program khatam Al Quran dan kegiatan keagamaan lainnya di Lapas Batam merupakan contoh nyata upaya pembinaan yang holistik, tidak hanya fokus pada aspek hukum, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual dan kepribadian warga binaan. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para warga binaan dan masyarakat luas.
Dengan adanya program ini, diharapkan para warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan membawa bekal ilmu agama yang kuat dan kepribadian yang lebih baik. Hal ini akan membantu mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih produktif dan menghindari perbuatan melanggar hukum di masa depan.