Lapas Padang Jamin Hak Warga Binaan Ibadah Malam Ramadhan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Padang menjamin hak Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk melaksanakan ibadah malam di bulan Ramadhan 2025, termasuk shalat Tarawih dan tadarus.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Padang, Sumatera Barat (Sumbar), memastikan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dapat menjalankan ibadah malam selama Ramadhan 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Lapas Padang, Junaidi Rison, pada Selasa, 04 Maret 2025, di Padang. Kepastian ini diberikan karena hak beribadah merupakan hak asasi yang dijamin oleh negara.
Junaidi Rison menjelaskan bahwa bulan Ramadhan memiliki ibadah khusus yang dijalankan di malam hari, seperti shalat Tarawih, shalat Witir, dan tadarus Al-Qur'an. Karena mayoritas 900 penghuni Lapas Padang beragama Islam (sekitar 95 persen), maka akses untuk melaksanakan ibadah-ibadah tersebut dijamin sepenuhnya.
Meskipun demikian, pelaksanaan ibadah tetap memperhatikan aspek keamanan dan ketertiban. Untuk itu, terdapat mekanisme khusus dalam pelaksanaan ibadah. Para narapidana akan dikeluarkan dari kamar secara bertahap dan terkontrol, dengan jumlah maksimal 200 orang per malam untuk shalat Tarawih dan tadarus.
Ibadah Ramadhan di Lapas Padang: Menjaga Keamanan dan Kondusifitas
Shalat Tarawih dan shalat Witir akan dipusatkan di masjid yang berada di dalam lingkungan Lapas Padang. Pihak Lapas Padang menambah jumlah petugas piket untuk memastikan keamanan dan kondusifitas selama pelaksanaan ibadah berlangsung. Langkah ini diambil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga agar ibadah dapat berjalan dengan khusyuk.
Selain memfasilitasi ibadah rutin, Lapas Padang juga menyelenggarakan program pesantren Ramadhan untuk ratusan warga binaan. Program ini diharapkan dapat memberikan pemahaman keagamaan yang lebih mendalam dan menjadi sarana untuk introspeksi diri.
Dengan adanya program pesantren ini, diharapkan para warga binaan dapat lebih fokus dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan selama bulan suci Ramadhan.
Ramadhan sebagai Momentum Perbaikan Diri
Kepala Lapas Padang berharap Ramadhan 2025 dapat menjadi momentum bagi para warga binaan untuk memperbaiki diri, baik dari sisi spiritual maupun perilaku. "Kami ingin bulan suci Ramadhan ini menjadi momentum untuk merefleksi diri dan menghadirkan penyadaran atas kesalahan yang pernah mereka lakukan, karena mayoritas penghuni Lapas Padang adalah Muslim," ujar Junaidi Rison. Pihak Lapas Padang berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh agar para warga binaan dapat memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang benar.
Dengan adanya jaminan pelaksanaan ibadah dan program pesantren Ramadhan, Lapas Padang berupaya menciptakan suasana yang kondusif bagi para warga binaan untuk meningkatkan spiritualitas selama bulan suci Ramadhan. Hal ini sejalan dengan komitmen Lapas Padang untuk memberikan pembinaan yang holistik kepada para warga binaannya, tidak hanya dari segi keamanan, tetapi juga dari segi pembinaan mental dan spiritual.
Langkah-langkah yang diambil oleh Lapas Padang ini menunjukkan kepedulian terhadap hak-hak dasar Warga Binaan Pemasyarakatan, khususnya dalam menjalankan ibadah selama bulan suci Ramadhan. Dengan adanya jaminan ini, diharapkan para warga binaan dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk, serta dapat memanfaatkan momen Ramadhan untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.