LG Pastikan Investasi Rp165 Triliun di Ekosistem Baterai Indonesia Tetap Berjalan
Menteri Investasi Rosan Roeslani memastikan komitmen LG Energy Solution untuk investasi senilai Rp165,3 triliun di ekosistem baterai Indonesia tetap berjalan, bahkan salah satu proyeknya telah rampung.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, memberikan klarifikasi terkait kabar rencana pembatalan investasi LG Energy Solution di Indonesia. Dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (23/4) malam, Rosan menegaskan bahwa LG tetap berkomitmen berinvestasi di Indonesia, bahkan telah menyelesaikan salah satu proyek joint venture senilai 1,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,56 triliun.
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas pemberitaan yang simpang siur mengenai rencana penarikan investasi LG. Rosan menjelaskan secara detail bahwa investasi LG di Indonesia terbagi ke dalam empat joint venture (JV) dalam ekosistem baterai yang lebih besar, dengan total investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp165,3 triliun. Investasi ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari penambangan nikel hingga daur ulang baterai.
Rosan menekankan bahwa proyek joint venture keempat, yang fokus pada cell battery, telah selesai dan direalisasikan. "Jadi, (investasi LG) terbagi dalam empat joint venture, dan mereka sudah groundbreaking, dan sudah selesai di joint venture nomor 4. Jadi, memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur semuanya. Mereka sudah melakukan dan sudah selesai di JV nomor 4 senilai 1,1 miliar dolar AS," jelas Rosan.
Investasi LG di Empat Joint Venture
Keempat joint venture tersebut mencakup investasi di berbagai sektor penting dalam ekosistem baterai, termasuk tambang nikel, pembuatan prekursor, katoda, anoda, cell battery, battery pack, dan daur ulang baterai. Kerja sama ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Aneka Tambang (Antam) yang mayoritas sahamnya berada di joint venture pertama yang berkaitan dengan penambangan nikel. Konsorsium ini juga melibatkan LG, Hyundai, dan perusahaan lainnya.
Rosan menjelaskan bahwa kesepakatan investasi ini telah dimulai sejak tahun 2020. "Ini sebenarnya sudah mulai disepakati pada tahun 2020, dan memang ini suatu pergerakan besar di mana JV pertamanya, mengenai coal mining-nya ada Aneka Tambang (Antam) di situ mayoritasnya, kemudian ada konsorsium ada LG, ada Hyundai, dan yang lain-lain. Nah, kemudian ada JV keduanya, ada JV ketiganya katoda, kemudian cell battery-nya JV keempat. Nah, cell battery ini sudah berjalan," tambah Rosan.
Ia juga menegaskan komitmen LG untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia dalam ekosistem baterai, dan pemerintah Indonesia menyambut baik rencana tersebut. "Jadi, memang saya tahu ini beritanya cukup ramai, tetapi yang ingin saya sampaikan angka, yang ada ini angka, statistik yang realistis, yang benar. Ini buktinya investasi kita tetap berjalan dengan baik bahkan meningkat," kata Rosan.
Realisasi Investasi Triwulan I 2025
Selain kabar baik dari investasi LG, Rosan juga mengumumkan realisasi investasi pada Triwulan I/2025 mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp465,2 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 15,9 persen year-on-year dibandingkan dengan Triwulan I/2024 yang sebesar Rp401,5 triliun.
Realisasi investasi tersebut dinilai positif dan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). "Alhamdulillah investasi pada triwulan pertama ini sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Bappenas yang diberikan kepada kami, dari total target investasi tahun 2025 ini sebesar Rp1.905,6 triliun. Pada triwulan pertama ini investasi yang sudah masuk dan direalisasikan dan dikeluarkan adalah Rp465,2 triliun, atau kurang lebih 24,4 persen," ungkap Rosan.
Secara keseluruhan, pernyataan Rosan memberikan gambaran positif tentang iklim investasi di Indonesia dan menegaskan komitmen investor besar seperti LG Energy Solution dalam pengembangan ekosistem baterai di negara ini. Angka-angka yang disampaikan menunjukkan pertumbuhan investasi yang signifikan dan menandakan optimisme terhadap perekonomian Indonesia.